Setiap Tanggal 13 September, Mitos Urban Tentang Harvest Moon


harian44 – Montgomery, Di Belahan Bumi Bagian Utara pada Jumat malam ini segera terjadi kemunculan Harvest Moon, dimana Bulan purnama yang posisinya paling dekat dengan titik balik ( ekuinoks ) pada musim gugur ini.

Selain itu, kehadiran dari Harvest Moon juga telah dianggap sangat istimewa karena perbedaan waktu antara terbitnya di mulai dari Bulan dan malam, lebih pendek dari biasanya. Harvest Moon pada tahun ini cenderung akan terlihat lebih kecil, namun warnanya cerah dan oranye kekuningan.

Harvest Moon pada kali ini mendapatkan namanya dari cahaya ekstra yang dipancarkannya untuk para petani di Belahan Bumi Utara ketika musim panen tiba. Demikian seperti dikutip dari inpurespirit.com, Jumat (13/9/2019).

Harvest Moon ini juga punya mempunyai alias lain, yaitu Wine Moon, karena pada waktu buah anggur menjadi gemuk seketika dan siap untuk dipetik. Selain itu, Harvest Moon disebut pula dengan Singing Moon, karena ada banyak festival lokal yang akan diadakan untuk menandai adanya kedatangan Bulan.
Ada pun yang di sebut dengan Elk Call Moon dan juga FullCorn Moon dari suku-suku asli Negara Amerika. Sedangkan ada beberapa orang Eropa mungkin juga menyebutnya Gypsy Moon. Yang orang China menjulukinya dengan sebutan Chrysanthemum Moon karena ilusi perubahan warna yang dipancarkan oleh sinarnya.

Bangsa Celtic juga memanfaatkan momen kehadiran dari Harvest Moon ini untuk menandai waktu sebelum Samhain dan menganggapnya menjadi sebuah berkah. Samhain festival Gaelic yang menandai akhir dari musim panen dan akan di tandai dengan awal musim dingin.

Secara tradisional, acara ini yang dirayakan dari 31 Oktober hingga 1 November, ketika terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, sekitar setengah jalan antara ekuinoks pada musim gugur dan ekuinoks juga musim dingin.

Dalam perayaan tersebut, mereka akan segera memanen hasil ladang mereka, berpesta pora, bernyanyi, menari dan minum anggur. Pada zaman dahulu, Bangsa Norse ( orang dari Jerman Utara dari Abad Pertengahan Awal ) telah mencatat bahwa dalam Harvest Moon ini merupakan Bulan purnama pertama setelah musim salju pertama di musim dingin.

Mereka menganggap bahwa Harvest Moon ini sebagai Bulan yang paling kuat dalam setahun dan dikaitkan dengan Dewa Penipu dan juga Pengacau Loki.

Posisi Bulan Menentukan Warna Sinarnya


Untuk garis lintang tengah, Bulan juga akan terlihat tampak hanya sekitar 25 hingga 30 menit kemudian setiap hari sebelum dan sesudah Harvest Moon terjadi.

Untuk garis lintang dari utara yang sangat tinggi, di malam-malam setelah terjadinya Harvest Moon penuh, pengamat langit bisa melihat adanya Bulan yang keluar di timur, lalu segera setelah matahari terbenam. Bulan akan muncul selama atau mendekati senja, sekitar waktu dari Harvest Moon.


Karena orbit Bulan tersebut di sekitar Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, maka jarak Harvest Moon dari Bumi dan ukuran nyata di langit kita akan sedikit terlihat berbeda dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2019 ini, Harvest Moon adalah sebuah Bulan mikro atau Bulan mini, yakni Bulan purnama yang memiliki jarak paling jauh dan terkecil yang terjadi pada 2019. Namun pada empat tahun lalu di tanggal 28 September 2015 lalu, Harvest Moon sudah menjadi supermoon terdekat dan juga yang terbesar untuk kita lihat.



Terlepas dari jarak yang di milikinya Harvest Moon akan tetap terlihat sama yang berwarna oranye terang kekuningan. Itu karena Bulan tersebut selalu berada di dekat dengan cakrawala.