Bandara Mandeg Kembali Beroperasi, Permintaan Maaf Demonstran Hong Kong Kepada Turis


harian44 - Hong Kong, Ada sebuah kejadian yang unik dari aksi protes di Hong Kong. Setelah adanya pengunjuk rasa tentang anti-pemerintah, sebelumnya telah terlibat bentrok dengan beberapa aparat dan juga mengganggu wisatawan asing, mereka juga telah meminta maaf kepada public, khususnya wisawatan pada Rabu.

Setelah bandara yang mendapat perintah pengadilan untuk melakukan bersih-bersih terminal, sebagian juga yang melakukan protes di Hong Kong. Kali ini mereka ada menyapa pelancong dengan turut meminta maaf atas peristiwa malam sebelumnya.

" Maaf untuk apa yang telah terjadi kemarin, " demikian bunyi dari salah satu spanduk, ketika bandara itu telah kembali tenang seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (15/8/2019)

" Kami juga telah putus asa. Mohon berkenan untuk dapat menerima permintaan maaf kami," lanjut spanduk yang sama.

Aksi dari sebagian penduduk besar telah menyebabkan pembatalan penerbangan putaran pertama yang terjadi pada hari Senin. Sekitar dari 180 penerbangan gagal beroperasi, ketika ribuan demonstran berpakaian hitam memenuhi terminal tersebut.

Mereka juga sempat untuk kembali secara massal pada hari Selasa. Memaksa otoritas bandara untuk bisa membatalkan sekitar 400penerbangan.

Slogan-slogan yang di tulis ditujukan kepada pejabat China daratan dan para turis juga ikut mengatakan " Demokrasi adalah hal yang baik. Kami yang ada berada disini untuk menghalangi operasi (bandara), hanya untuk satu tujuan, yaitu karena kami cinta serta peduli akan nasib Hong Kong. Kami harap kalian bisa mengerti."

Menjelang malam, bandara menjadi juga kacau, dengan polisi yang menembakkan beberapa semprotan merica kepada pengunjuk rasa. Setidaknya ada lima demonstran yang telah ditangkap oleh aparat dalam kejadian itu.

Protes Akan Berlanjut?


Sementara ada sekelompok orang datang ke bandara untuk melakukan permintaan maaf pada hari Rabu, sebagian besar pengunjuk rasa yang lain tetap berkumpul. Dalam mengindikasikan protes akan terus dilakukan.

Sementara itu, untuk peristiwa yang paling mengejutkan yang terjadi pada hari Selasa ketika para pemrotes mengepung, memukul, dan juga mengikat dua pria dari China daratan.

Yang satu dicurigai telah menjadi petugas keamanan, sementara yang lain ternyata seorang jurnalis untuk Global Times yang didukung oleh Partai Komunis. Kedua laki-laki itu dicurigai sebagai mata-mata untuk pemerintahan di Beijing.

Salah satu wartawan, Fu Guohao, telah diikat ke troli bandara dengan ritsleting plastik dan ditemukan dengan t-shirt biru bertuliskan " Saya suka polisi ", memakai kaos yang sama dikenakan oleh para peserta dalam melakukan demonstrasi pro-polisi baru-baru ini.

Ini Kata PBB


Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB juga akhirnya telah angkat bicara terkait dengan rangkaian demonstrasi di Hong Kong yang telah berlarut-larut.

Organisasi yang multilateral dunia itu menyerukan agar para demonstran " untuk bisa beraksi secara damai", sementara dalam mendesak pemerintah yang ada di Hong Kong untuk "mendengarkan Keluhan dari masyarakat."


Melalui Kantor Komisaris Tinggi HAM (OHCHR), PBB juga telah menggaris bawahi laporan dengan dugaan brutalitas polisi huru-hara yang telah menggunakan beberapa alat pengendali massa "secara berisiko, bahkan ada yang berpotensi menimbulkan luka serius hingga kematian" kepada demonstran.


Penggunaannya bahkan telah terindikasi melanggar " norma dan standar internasional ", sebut OHCHR.

Oleh karena itu, OHCHR telah mendesak agar otoritas Hong Kong dapat meninjau kembali regulasi mereka terkait penggunaan alat-alat pengendali massa tersebut.