Perusahaan Membuat Jasa Antar Makanan Ini Ancam Bisnis Alibaba, Kenapa Bisa?



harian44 – Saat ini para pesaing Alibaba ternyata tidak hanya sebuah raksasa Tencent saja, melainkan pemain "kecil" pun juga akan mampu mengancam ekosistem bisnis yang ada di Alibaba. Wang Xing (46) membuktikan bahwa untuk jasa pengiriman makanan miliknya bisa menjadi lebih unggul dari Alibaba berkat strategi jitu dan agresif yang di milikinya.

Dikutip dari Forbes, Jumat (6/9/2019), Wang Xing adalah seorang CEO dan juga co-founder Meituan yang telah menawarkan jasa antar makanan dengan beberapa network restoran yang lebih besar dari Alibaba. Jumlah Penggunanya? Ada sekitar ratusan juta orang.

Kekayaan Wang pun seketika menjadi naik karena Meituan berhasil merebut klien Ele.me yang merupakan sebuah layanan antar makanan di Alibaba. Untuk tahun ini saja kekayaan yang di miliki oleh Wang sudah naik menjadi USD 3,8 miliar atau sebesar Rp 53 triliun (USD 1 = Rp 14.154).

Total bisnis dari jasa pengiriman makanan yang ada di China adalah sekitar sebesar USD 84 miliar (Rp 1.189 triliun). Menurut TrustData, Meituan telah berhasil dalam menguasai 64 persen market share, sementara untuk Ele.e yang dimiliki Alibaba hanya ada 27,4 persen.

Meituan dapat berhasil unggul karena ia menjadi lebih agresif dalam membangun sebuah mitra eksklusif dengan para restoran, sekaligus dapat membuat ongkos menjadi lebih murah dengan metode " sekali jalan ", yakni seperti mengirim beberapa pesanan dalam satu trip jalan saja.

Alibaba pun dapat memberikan sebuah sinyal bahwa tak akan ada yang duduk manis. Selain mengandalkan kupon, Alibaba juga akan menggunakan ekosistem layanan tambahan seperti pembayaran online untuk bisa menunjang jasa pengiriman makanan yang di miliki mereka. Perang harga pun juga akan tetap terjadi.
" Jika Ele.me telah bertekad untuk meluncurkan perang harga lagi, maka Meituan juga tak punya pilihan selain mengikutinya," ucap analis dari Pacific Poch, Shanghai.

Harga Saham Menanjak


Saham dari Meituan ditransaksikan ke Bursa Efek yang ada di Hong Kong sejak September tahun 2018. Dalam menghadapi situasi Hong Kong yang sedang rusuh ini, saham Meituan ternyata juga akan tetap meroket menjadi 80 persen untuk tahun ini.

Kenaikan saham dari Meituan adalah berkat adanya laporan keuntungan pada kuartal II di tahun 2019. Harga saham pun dapat melesat meski Indeks Hang Seng dengan rontok sekitar 9 persen akibat demo yang berlangsung sejak bulan Juli tersebut.

Untuk sejauh ini, Meituan telah berhasil untuk mendapatkan sejumlah keuntungan bersih sebesar USD 124 juta (Rp 1,7 triliun). Revenue bisa meningkat menjadi 51 persen berkat keberhasilan Meituan merebut kesetiaan pengguna Ele.me milik Alibaba.

Meituan kini sedang mencoba untuk mendulang pendapatan rezeki tambahan yang lewat jasa iklan restoran di platform mereka. Tiap tahun, pengguna aktif Meituan bisa tercatat ada sekitar 422,6 juta orang.

Hong Kong Rusuh, Alibaba Batal Investasi Besar


Alibaba membatalkan dan juga melepas saham mereka seharga ratusan triliun di Hong Kong yang di akibatkan adanya  kisruh politik yang tak kunjung mereda. Demo besar yang terjadi di Hong Kong kini sudah melebihi 10 minggu lamanya.

Dikutip dari Reuters, tanggal 22 Agustus 2019, Alibaba dikabarkan mempunyai sebuah keinginan dalam melepas saham sebanyak USD 15 miliar di Hong Kong . Pelepasan saham tersebut mestinya dilakukan pada bulan Agustus ini.


Seorang sumber eksklusif Reuters menyebut bahwa adanya penundaan ini juga di lakukan demi menghindari adanya kekesalan pemerintahan yang ada di China. Pasalnya, dalam pelepasan modal di Hong Kong saat ini sama saja seperti memberi hadiah bagi wilayah tersebut.

" Tidaklah seperti bijak untuk meluncurkan deal itu sekarang atau dalam waktu yang dekat. Hal Itu pastinya akan membuat kesal bagi Beijing, sebab hal tersebut akan menawarkan Hong Kong hadiah yang begitu besar mengingat apa yang sekarang sedang terjadi di kota itu," ucap sumber itu.


Sumber Reuters lain juga ikut menyebutkan bahwa dalam pelepasan saham rencananya berjalan akhir Agustus, tetapi untuk minggu lalu diputuskan ada penundaan akibat adanya masalah stabilitas finansial dan juga politik yang ada di Hong Kong.

Jika dalam pelepasan saham itu bisa terjadi, maka akan menjadi sebuah pelepasan saham terbesar dari Alibaba dalam tujuh tahun terakhir ini.

Performa pasar saham yang ada di Hong Kong juga ikut terguncang karena adanya demo anti-pemerintahan China yang kini sedang terjadi. Para miliarder Hong Kong pun juga ikut kena getahnya karena kekayaan mereka akan ikut menurun.


Orang terkaya yang ada di Hong Kong, Li Ka-shing, juga sudah angkat suara serta meminta agar semua pihak untuk berhenti melakukan kekerasan.