PERSIAPAN OLIMPIADE TOKYO, JEPANG IMPOR EBOLA GUNA CEGAH WABAH MASUK


harian44 - Olimpiade Jepang yang tepatnya di adakan di kota Tokyo yang di selenggarakan pada musim panas tahun depan tahun 2020, dan para ribuan penggemar olahraga akan memasuki negeri matahari terbit tersebut untuk menonton langsung gelaran olimpiade musim panas Tokyo 2020.

  Namun, hal seperti ini menjadi perhatian khusus kerajaan jepang tersebut karena negara tersebut tidak mau kecolongan. Mereka juga khawatir para wisatawan yang akan memasuki negara tersebut akan menyebarkan pantogen  mematikan untuk masyarakat jepang ketika mereka beradi di tanah negara matahari terbit tersebut.

  Untuk meminimalisir hal resiko merebaknya wabah wabah yang berbahaya, Pemerintah negeri sakura tersebut  harus fokus menangani dan mencegah virus tersebut. Pemerintah jepang akan mengimpor virus Ebola dan empat patogen mematikan lainnya pada september kemarin demi mempersiapkan tes diagnostik  untuk mencegah menyebarnya wabah wabah tersebut, menurut berita lokal.

  Patogen tersebut merupakan virus paling berbahaya yang pernah diizinkan masuk ke Jepang, menurut sebuah laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature, dikutip dari Live Science, Jumat (18/10/2019)

  Semua virus yang masuk dalam kategori "biosafety-level-4" (BSL-4), maka harus disimpan di fasilitas khusus di mana para peneliti juga mengikuti protokol keamanan yang ketat.

  Satu-satunya fasilitas yang memenuhi persyaratan ini --National Institute of Infectious Diseases milik Kementerian Kesehatan Jepang-- berada di Musashimurayama, sekitar 19 mil (30 kilometer) barat Tokyo.

  Selain Ebola, fasilitas tersebut juga akan menyimpan empat virus terkait lainnya: "The Marburg and Lassa" dan virus yang menyebabkan demam berdarah Amerika Selatan dan demam berdarah Krimea-Kongo, menurut laporan Nature.

Sampel langsung akan digunakan untuk memvalidasi tes diagnostik yang menentukan apakah seseorang dengan salah satu virus-virus itu masih bisa menular atau tidak.

  "Uji ini juga mencari tahu antibodi pelawan virus yang bisa dihasilkan dari tubuh seseorang," ujar Direktur Departemen NIID, Masayuki Saijo, yang bertanggung jawab atas virus demam berdarah.

Baca Juga : Dikenal Cuek Dengan Kematian Sulli, kiranya Krystal f(x) Ini malah Terus Berada di Rumah Duka

  Laboratorium BSL-4 mengharuskan para ilmuwan untuk mengenakan pakaian bertekanan yang menutupi sekujur tubuh, disuplai udara, mengganti pakaian mereka sebelum masuk, mandi segera setelah keluar lab, dan dekontaminasi semua bahan sebelum keluar, menurut Centers for Disease Control and Prevention.

  Laboratorium itu sendiri harus ditempatkan di gedung terpisah atau bagian terisolasi. Fasilitas pun harus dilengkapi dengan sistem pembuangan udara khusus, jalur vakum, serta sistem dekontaminasi.

  Laboratorium NIID berdiri sebagai salah satu dari sedikit fasilitas BSL-4 di Asia, sedangkan Amerika Serikat dan Eropa masing-masing memiliki sekitar selusin laboratorium yang beroperasi atau sedang dibangun, menurut Nature.



  "Kami telah mencapai tingkat pemahaman yang baik tentang masalah ini. Ini adalah langkah besar menuju perlindungan terhadap potensi ancaman virus saat kami bersiap menyambut para penonton acara olahraga dari seluruh dunia," kata Takumi Nemoto dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan dalam sebuah pengumuman pada 27 September, melansir The Japan Times.

  NIID mengumumkan niatnya untuk mengimpor virus pada November di sebuah audiensi publik, di mana penduduk setempat memprotes rencana itu, The Japan Times melaporkan.

  "Adalah omong kosong bagi pemerintah untuk memberitahu kami terkait rencana Olimpiade," ujar seorang perwakilan dari asosiasi penduduk, Raizuka, yang tinggal di dekat fasilitas penyimpanan Laboratorium Cabang Murayama NIID, kepada The Asahi Shimbun. "Kami khawatir dan tidak bisa menerimanya."

  Meskipun fasilitas NIID dibangun untuk menangani patogen BSL-4 pada 1981, protes dari penduduk setempat mencegah lembaga tersebut membawa virus ke Jepang, Nature melaporkan.

 Tetapi sampai tahun ini, tidak ada patogen BSL-4 yang diimpor. Sampai sekarang, para peneliti Jepang harus mengajukan permohonan akses ke laboratorium BSL-4 di luar negeri yang terverifikasi, kata ahli virus Ayato Takada dari Hokkaido University di Sapporo, Jepang, kepada Nature.