Sepucuk Surat Seorang Ibu Untuk Putri Tercintanya

Sepucuk Surat Seorang Ibu Untuk Putri Tercintanya




Harian 44 - Kisah yang mengharukan ini akan membuka mata kita. Ia akan menyentuh mata hati dan membuat kita mengingat masa-masa dimana kita tanpa disadari pernah menyia-nyiakan ibu kita, disaat ia benar-benar membutuhkan kita.


Sepucuk surat dari seorang ibu untuk putrinya ini berisi kesedihan yang menyanyat hati ketika sang ibu telah beranjak tua dan akan segera meninggalkan putrinya untuk selamanya. Di saat itulah maka akan ada begitu banyak kenangan tentang kesabaran seorang ibu kepada anaknya yang masih kecil akan kembali tergambar di benak kita.

Dan di hari senjanya, cerita tersebut pun terulang kembali. Ujian kesabaran kembali menghampiri, bukan kepada ibu yang telah merawat dan membesarkan anaknya tetapi pada anak yang telah merawat ibunya yang kini sudah tua.

Mari simak kisah yang mengharukan dan indah ini kemudian bagikan untuk orang-orang yang Anda cintai, agar kita semua dapat mengingat tentang betapa besarnya cinta seorang ibu untuk anaknya.

Putriku Tercinta,

Di hari ketika kamu melihatku bertambah tua, Ibu minta bersabarlah untuk menghadapiku, tetapi diatas itu semua, cobalah untuk mengerti pada apa yang sedang kulalui.

Disaat kita berbincang-bincang, mungkin aku akan selalu mengulang cerita hingga ribuan kali, tolong jangan menyela perkataanku dengan ucapan; 'Ibu telah menceritakannya beberapa menit yang lalu' Tolong dengarkan saja Ibumu ini. Dan coba ingatlah di saat ketika kamu masih kecil dan kamu selalu meminta Ibu untuk membacakan cerita yang sama setiap malam sampai kau lelap tertidur.

Bila Ibumu yang sudah tua ini susah diajak mandi, jangan marah bahkan membentakku. Ingatlah ketika Ibu harus bersusah payah mengejar kamu dan tidak bosan membujuk putri kecilku yang selalu punya alasan untuk tidak mau mandi sore.

Bila kamu melihat betapa lambannya Ibu untuk memahami ponsel pintar yang kamu berikan, berilah ibu sedikit waktu untuk belajar dan jangan pernah kamu memberikan pandangan wajah tidak sabarmu itu kepada Ibu. Kamu pasti masih ingat sayang.. Ketika itu dengan sabar Ibu dulu berulangkali mengajarimu cara makan yang benar, memakai baju sendiri, menyisir rambut yang rapi dan segala pelajaran hidup yang kelak kau butuhkan di masa depanmu.

Situs Poker Online Terpercaya dengan minimal deposit hanya 10 ribu


Bila terkadang Ibu tidak mengingat apa yang pernah kita bicarakan, berilah aku kesempatan untuk mengingatnya. Dan bila akhirnya ibu tetap lupa, jangan kesal dan memarahiku. Meskipun Ibu menjadi seorang yang sangat pelupa, ingatlah bahwa di hati Ibumu hal yang paling penting dari semuanya adalah dapat selalu bersamamu.

Jika kaki tuaku ini tidak dapat lagi secepat langkahmu, ulurkanlah tanganmu... sama seperti halnya sewaktu Ibu mengulurkan tangan dan menuntunmu disaat putri kecilku pertama kali belajar melangkah.

Dan apabila hari perpisahan itu akhirnya tiba, jangan pernah bersedih... maka tetaplah bersamaku, dan yakinlah bahwa Ibu telah melewati masa senja dengan penuh cinta. Aku akan sangat bersyukur dan berterima kasih dengan semua waktu yang telah dihabiskan dengan kebahagiaan bersamamu.

Dengan senyuman yang mengembang dan pelukan penuh cinta, Ibu akan selalu ada untukmu, dan Ibu ingin mengatakan untuk terakhir kalinya...


Ibu sangat mencintaimu, putri tercintaku."