11 Tawanan Ditemukan di Balik Rak Buku Kantor Polisi Filipina
Setidaknya 11 orang ditemukan di sebuah ruangan kecil nan gelap yang tersembunyi di balik rak buku di sebuah kantor polisi Filipina. Mereka, yang diperlakukan sebagai tawanan itu, ditemukan saat penggerebekan oleh Komisi Hak Asasi Manusia (CHR).
Tawanan tanpa dokumen tersebut mengatakan, mereka telah berada di sana selama seminggu. Diduga, petugas di kantor polisi Manila itu mengunci mereka untuk memeras uangnya.
Namun, sejumlah petugas mengatakan, para tawanan ditangkap sebagai bagian dari upaya Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam memerangi narkoba.
Sejauh ini, upaya yang diperintahkan Duterte tersebut telah menewaskan lebih dari 7.000 terduga pengedar narkoba yang dibunuh oleh polisi atau vigilante groups -- kelompok yang bertindak dalam kapasitas penegakan hukum meski tak punya kewenangan apapun.
Dikutip dari BBC, Jumat (28/4/2017), sebanyak 10.000 lainnya juga telah ditahan sejak 'perang narkoba' dikobarkan Presiden Filipina pada tahun lalu.
Inspektur Robert Domingo mengatakan kepada media lokal, para tawanan yang ditemukan pada 28 April 2017 itu ditangkap dalam sebuah penggerebekan besar. Mereka belum memiliki dokumen karena masih diproses.
Namun media lokal yang tampaknya turut serta dalam penggerebekan oleh CHR, melaporkan bahwa banyak tawanan di dalam ruangan tanpa jendela itu tak bersalah dan diminta membayar sekitar 40.000 hingga 200.000 peso (sekitar Rp 10,6 juta hingga Rp 53,3 juta) agar dibebaskan. Demikian berdasarkan angka yang dilaporkan oleh ABS-CBN.
Terdapat juga laporan yang menyebut bahwa di dalam ruangan itu tak terdapat listrik dan tawanan dipaksa mengggunakan kantong plastik, bukan toilet, untuk buang hajat.
Namun Inspektur Domingo membantah semua tuduhan tersebut dan mengatakan kepada The Inquirer bahwa kamar berukuran 1 meter x 3 meter itu adalah ruangan kosong.
"Kenapa tidak saya menggunakannya?" imbuh Domingo.
Juru bicara CHR, Jackie De Guia, mengatakan bahwa mereka akan terus menyelidiki apa yang terjadi di kantor polisi Filipina itu. "Tak ada fasilitas penahanan normal yang lokasinya tersembunyi di balik peralatan seperti rak buku," ujar De Guia kepada GMA Network.
Namun Inspektur Domingo membantah semua tuduhan tersebut dan mengatakan kepada The Inquirer bahwa kamar berukuran 1 meter x 3 meter itu adalah ruangan kosong.
"Kenapa tidak saya menggunakannya?" imbuh Domingo.
Juru bicara CHR, Jackie De Guia, mengatakan bahwa mereka akan terus menyelidiki apa yang terjadi di kantor polisi Filipina itu. "Tak ada fasilitas penahanan normal yang lokasinya tersembunyi di balik peralatan seperti rak buku," ujar De Guia kepada GMA Network.