Korut Kembali Gelar Uji Coba Rudal Balistik tapi Gagal

Korut Kembali Gelar Uji Coba Rudal Balistik tapi Gagal


http://harian44.blogspot.com/

Korea Utara (Korut) kembali menggelar uji coba rudal balistik dari wilayahnya, namun dilaporkan gagal. Uji coba ini dilakukan di tengah berbagai peringatan keras Amerika Serikat (AS) terhadap negara komunis itu.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (29/4/2017), uji coba itu dilakukan dari sebuah lokasi di sebelah utara ibu kota Pyongyang pada Sabtu (29/4) pagi waktu setempat. Beberapa pejabat AS dan Korea Selatan (Korsel) meyakini uji coba itu gagal. Mereka meyakini ini merupakan uji coba gagal keempat yang digelar Korut sejak Maret.

Beberapa pejabat AS, yang enggan disebut namanya, menduga rudal yang diluncurkan Korut itu mungkin jenis menengah yang bernama KN-17. Pejabat AS meyakini rudal itu meledak dalam hitungan menit setelah diluncurkan.

Sedangkan pihak militer Korsel menyatakan rudal itu diluncurkan dari kawasan Pukchang, ke arah timur laut negara itu. Korsel menyebut, rudal itu mengudara setinggi 71 kilometer sebelum hancur di udara, sekitar beberapa menit usai diluncurkan.

Korsel terang-terang menyebut Korut sengaja bermain dengan api. Korsel menyatakan, uji coba itu jelas merupakan pelanggaran resolusi PBB.

Uji coba rudal Korut ini digelar saat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson memperingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa kegagalan menghentikan program rudal balistik dan nuklir Korut akan membawa pada 'konsekuensi bencana besar'.

Kepada Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan bahwa bukan hanya China yang bertanggung jawab menyelesaikan persoalan Korut. "Kunci untuk menyelesaikan isu nuklir di semenanjung (Korea) tidak terletak di tangan pihak China," ucapnya.

www.pokerjingga.org

Baik China maupun Rusia menentang keras opsi militer AS terhadap Korut. Secara terpisah, pengamat dari Institut Kajian Timur Jatuh pada Kyungnam University di Seoul, Kim Dong-Yub, menyebut momen digelarnya uji coba rudal ini mengisyaratkan pesan Korut untuk dunia.

"Ini direncanakan pada waktu yang rumit saat akhir latihan militer gabungan Korsel-AS, Amerika Serikat membahas soal opsi militer dan pengumuman kebijakan Korut dan rapat Dewan Keamanan (PBB)," ucap Kim.