Kreatifitas Bandung Perlu Pintu Keluar

Kreatifitas Bandung Perlu Pintu Keluar

http://harian44.blogspot.com/

Yang pernah tinggal di Bandung pasti punya kenangan dan pasti menyempatkan kembali suatu saat sekalipun hanya liburan.


Bandung kota paling kreatif se-Indonesia. Itu benar. Mungkin karena kota ini anak mudanya paling banyak, baik warga Bandung asli maupun pendatang. Banyak mahasiswa dari seluruh penjuru negeri ini kuliah di Bandung. Kalaupun di Universitas Negeri tidak tembus rata-rata masuk ke Universitas Swasta. Pokoknya kuliah di Bandung. Udaranya yang sejuk dan penduduknya yang ramah membuat orang betah tinggal di Bandung.

Saya sempat berkecimpung di bisnis sepatu, tas, kaos dan jeans di Bandung. Sejak market place online seperti Tokopedia, Bukalapak dll hadir untungnya tak semanis awal-awalnya. Perang harga gila-gilaan terjadi di market place online. Jaman sekarang pembeli pindah toko cuma pakai jari. Memang kebiasaan jelek pedagang online di Bandung adalah perang harga.
Saya tidak mau bahas penjualan online-nya. Saya ingin sharing pengrajinnnya.


Bandung merupakan kota terpadat di Indonesia. Bagi yang sudah pernah tinggal di Bandung pasti tahu gang-gang sempit yang banyak sekali di kota ini. Di rumah-rumah di dalam gang ini banyak juga terdapat home industry. Pengrajin di Bandung upahnya sangat murah. Sebagai contoh untuk pembuatan tas jinjing belanja yang sering dijual di toko-toko souvenir bayarannya Rp20.000,- /lusin. Untuk pembuatan kaos upah jahitnya Rp3.000,- s/d Rp5.000,- /kaos.
Banyak pengrajin-pengrajin ini yang sudah punya skill tapi tak punya modal. Seorang teman saya yang sudah belasan tahun kerja di pabrik sepatu merk terkenal di Tangerang dan Bandung mencoba peruntungan dengan bikin produk sendiri, baik merk sendiri maupun orderan dari merk lain. Awalnya berjalan lancar. Namun ketika produsen sepatu semakin banyak akhirnya membuat dia menutup usahanya dan pulang ke Garut. 

Dia bercerita ada juga koperasi untuk pengrajin sepatu yang bisa membantu menyediakan mesin-mesin pembuat sepatu yang bisa dicicil. Banyak pengrajin yang terjebak dengan program ini. Karena yang dibutuhkan pengrajin selain modal adalah bantuan penjualan produk-produk mereka. Yang sudah mengambil cicilan mesin akhirnya tidak sanggup melunasi karena barang menumpuk, tak tahu harus jual kemana lagi. Akhirnya mereka jadi lebih susah dari sebelumnya. Ini juga terjadi di produk-produk lainnya.

www.pokerjingga.com

 Teman lain yang buka grosir jeans sampai dihadiahi kulkas, handphone, dan lain-lain oleh konfeksi karena penjualannya bagus. Saat saya telusuri untungnya per potong cuma Rp7.500,- untuk satuan. Untuk tidak rugi saja dia harus beromset 10 juta per hari. Tapi pemain sekarang makin banyak.

Terakhir saya ketemu tahun lalu dia sudah mulai pusing. Karena target pasar yang itu-itu saja. Dengan harga celana jeans Rp 60.000,- per potong dari konfeksi anda bisa bayangkan berapa upah pekerjanya. Biasanya upah borongan celana jeans Rp6.000,- s/d Rp9.000,- /potong, tergantung jumlah pesanan. Agar biaya hidup tercukupi dengan mencapai target tidak heran pengrajin di Bandung harus punya skill yang baik.

Pusat penjualan sepatu ada 2 tempat di Bandung. Selain di Cibaduyut yang sudah dikenal masyarakat ada lagi di Pusat Grosir Gedebage. Di Gedebage inilah paling banyak berkumpul pedagang online sepatu untuk kelas menengah bawah. Untuk produk menengah atas biasanya sudah punya outlet sendiri di tempat-tempat yang lebih mahal.