Air Mata, Kisah Nabi dan Sepenggal Cerita Mualaf Pelawak Cahyono
Kamis, (25/5/2017) kabar mengejutkan datang dari salah satu personel 'Jayakarta Grup', Cahyono, yang menghembuskan napas terakhirnya di usia 64 tahun. Kepergian Pelawak senior Cahyono memang meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga maupun rekan sejawatnya yang ditinggalkan.
Air
mata tentunya terlihat dari anak, anggota keluarga dan kerabat yang
kehilangan dengan sosok pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 26
Desember 1951 itu memang sudah lama harus melawan penyakit stroke yang
ia alami.
Raut wajah duka terlihat dari sang anak, Agung yang setia menemani hari-hari terakhir ayahanda tercinta. Agung pun salah satu pihak keluarga yang banyak menceritakan kenangan-kenangan manis dirinya bersama sang bapak. Mulai dari cerita keinginan sang ayah yang ingin bertemu dengan kerabatnya yang berada di Pulo Gebang hingga membuat film untuk mengangkat grup lawak yang menghantarkan namanya ke panggung lawak Tanah Air, 'Jayakarta Grup'.
Tak hanya itu, Agung menceritakan bahwa sang ayah yang kerap menceritakan cerita Nabi dan mendakwah serta menitipkan konsep komedi pada dirinya.
"Jelas banyak. Sampai masih sakit pun masih sama saya. Cerita Nabi, bapak masih mendakwah dan masih menitipkan konsep komedi," ujar Agung saat ditemui di rumah duka di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis, (25/5/2017).
Di tahun 2014, tepatnya pada Kamis, (6/3/2014) sepeninggalnya Jojon, pelawak senior Cahyono sempat mengutarakan keinginan ingin belajar agama Islam dengan almarhum Jojon. Memperhatikan Jojon salat kala itu memang menjadi ketertarikan tersendiri bagi Cahyono yang ingin mendalami ilmu ajaran agama Islam.
Raut wajah duka terlihat dari sang anak, Agung yang setia menemani hari-hari terakhir ayahanda tercinta. Agung pun salah satu pihak keluarga yang banyak menceritakan kenangan-kenangan manis dirinya bersama sang bapak. Mulai dari cerita keinginan sang ayah yang ingin bertemu dengan kerabatnya yang berada di Pulo Gebang hingga membuat film untuk mengangkat grup lawak yang menghantarkan namanya ke panggung lawak Tanah Air, 'Jayakarta Grup'.
Tak hanya itu, Agung menceritakan bahwa sang ayah yang kerap menceritakan cerita Nabi dan mendakwah serta menitipkan konsep komedi pada dirinya.
"Jelas banyak. Sampai masih sakit pun masih sama saya. Cerita Nabi, bapak masih mendakwah dan masih menitipkan konsep komedi," ujar Agung saat ditemui di rumah duka di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis, (25/5/2017).
Di tahun 2014, tepatnya pada Kamis, (6/3/2014) sepeninggalnya Jojon, pelawak senior Cahyono sempat mengutarakan keinginan ingin belajar agama Islam dengan almarhum Jojon. Memperhatikan Jojon salat kala itu memang menjadi ketertarikan tersendiri bagi Cahyono yang ingin mendalami ilmu ajaran agama Islam.
"Tahun 1991 saya ada show di Pekanbaru, di
hotel saya diajari sama dia. Jadi di situlah saya belajar agama sama mas
jojon. Saya liatin dia sholat saya tanya Allahu Akbar itu apaan Jon?,"
ucap Cahyono beberapa tahun silam.
Sosok Jojon bagi Cahyono merupakan sosok yang sangat sabar dalam membimbing ajaran agama Islam. Pria yang sudah terlihat tertatih ini menceritakan bahwa Jojon merupakan sosok yang penyabar, pintar dalam mengaji dan menulis huruf arab.
"Dia hebat dan sabar saat mengajari saya sabar sekali. Ngaji juga dia nulis arabnya pintar saya itu satu persatu dijelaskan alif lam mim itu bagaimana." tandas Cahyono.
Sepanjang perjalanan kariernya sebagai seorang pelawak, Cahyono memang terkenal dengan ketiga rekan lainnya di 'Jayakarta Grup'. Kini tawa dan canda lawaknya telah tiada. Selamat jalan Cahyono!
Sosok Jojon bagi Cahyono merupakan sosok yang sangat sabar dalam membimbing ajaran agama Islam. Pria yang sudah terlihat tertatih ini menceritakan bahwa Jojon merupakan sosok yang penyabar, pintar dalam mengaji dan menulis huruf arab.
"Dia hebat dan sabar saat mengajari saya sabar sekali. Ngaji juga dia nulis arabnya pintar saya itu satu persatu dijelaskan alif lam mim itu bagaimana." tandas Cahyono.
Sepanjang perjalanan kariernya sebagai seorang pelawak, Cahyono memang terkenal dengan ketiga rekan lainnya di 'Jayakarta Grup'. Kini tawa dan canda lawaknya telah tiada. Selamat jalan Cahyono!