Kisah Kebun Durian yang Keramat di Sabang



Kisah Kebun Durian yang Keramat di Sabang


Sabang - Siapa yang tak suka dengan buah satu ini, durian. Di Sabang ada sebuah kebun durian yang buahnya hanya boleh diambil untuk dimakan. Kalau dijual kamu bisa...

detikTravel mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Sabang pekan lalu atas undangan dari Kementerian Pariwisata. Napak tilas tentang para wali, ada sebuah peninggalan wali yang bisa dibilang keramat, kebun durian.

"Ada peninggalan kebun durian, itu duriannya ditanam dari biji durian rebus. Itu oleh-oleh dari abangnya, Tengku Gle Weung," Ujar Aan, salah seorang pemandu.

Tengku Gle Weung memberikan biji durian rebus kepada Tengku Chik Di Iboih. Tengku Chik Di Iboih mengirimkan lele panggang sebagai balasan.

"Lele itu dilepaskan kembali ke air oleh Tengku Gle Weung dan hidup kembali. Saya insyaallah sudah melihatnya sendiri," kata Aan.

Lalu bagaimana dengan biji durian rebus yang diberikan kepada Tengku Chik Di Iboih?

"Biji durian itu ditanam oleh Tengku Chik Di Iboih dan sampai sekarang masih ada. Padahalkan sudah direbus jadi tak mungkin tumbuh. Tapi ini tumbuh," jelas Aan.

Kebun durian itu berada di kawasan hutan lindung Iboih. Kamu bisa treking ke kebun durian keramat ini dari jalan raya kampung Iboih dengan waktu sekitar 1 jam.

Siapa pun boleh datang ke kebun ini dan makan buah durian. Tapi ada syarat yang harus kamu lakukan.

"Buahnya boleh dimakan, boleh dibawa pulang. Tapi tak boleh ada yang dijual. Kalau di jalan ada yang minta, harus dibagi walaupun sedikit," jelas Aan.

www.pokerjingga.org

Kalau sampai ada yang jual, apa yang terjadi?

"Pernah ada orang jual, dia makan hasil dari jualan durian itu. Tiba-tiba perutnya itu panas. Saking panasnya, ia tak tahan dan ambil pisau kemudian dibelah sendiri perutnya. Enggak berapa lama ia mati," tutur Aan.

Sampai saat ini, masyarakat percaya bahwa kebun durian ini adalah peninggalan dari wali Chik Di Iboih yang diamanahkan. Tak boleh ada yang ambil untung, durian dari kebun ini hanya boleh dinikmati bersama.