Balon Udara Di Jateng Membahayakan Penerbangan



Balon Udara Di Jateng Membahayakan Penerbangan

http://harian44.blogspot.com/

Balon udara yang terbang berhamburan di langit Jawa Tengah membuat AirNav Indonesia menerbitkan Notice To Airmen (NOTAM). Balon udara tanpa awak tersebut berbahaya bagi dunia penerbangan.

Tinggi balon dapat mencapai 6 meter dan memiliki diameter hingga 4 meter. Balon udara terbang dengan bahan bakar gas hingga ketinggian 28 ribu kaki. Ketinggian tersebut tentu saja dilewati pesawat terbang komersial hingga pesawat militer.

"Itu kalau sampai ada gasnya masuk ke mesin, itu pasti setara, ya kita tahu sendiri, gas api meletus pasti ada masalah. Kalau balonnya yang plastiknya itu menutup ke pilot tube, itu berpengaruh ke semua instrumen," kata Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu.

Wisnu mengatakan, ada 4 komponen di pesawat yang terkena dampak langsung terbangnya balon udara tanpa awak ini di langit Jateng. Keempatnya yaitu di mesin, pilot tube, sayap, dan kokpit.

Kalau nyangkut di sayap, maka struktur sayap menjadi terganggu. Kalau ke kokpit, lebih parah, karena pilot menjadi terhalang saat landing sehingga tidak bisa melihat runway. Bahaya nomor satu ke mesin, kedua ke pilot tube, ketiga ke sayap, keempat kokpit.

Wisnu mengatakan, arah dan kecepatan balon udara tanpa awak ini tidak diketahui. Sehingga sangat sulit bagi pesawat yang akan melintasi langit yang terdapat balon udara ini.

www.pokerjingga.org

"Problemnya itu balon sporadis, tidak terkoordinir jamnya. Kedua, balon itu free balance, terbawa kemana saja angin bertiup. yang sudah reported 25.000-26.000 sampai 28.000 kaki," jelas Wisnu.

AirNav menerbitkan NOTAM bernomor 'A2115/17 NOTAMN' sejak 25 Juni 2017 hingga seminggu ke depan dengan pertimbangan tradisi lepas balon di Jawa Tengah dapat berlangsung 7 hari. AirNav Indonesia menerbitkan NOTAM untuk penerbangan internasional. Wilayah yang saat ini terdeteksi terdapat balon udara di Wonosobo, Cilacap, Kebumen, dan Purworejo.