Berburu Harta Karun Peninggalan Perang Dunia II di Morotai
Saat sedang berkunjung ke Indonesia Timur, jangan lupa untuk
mampir ke Morotai. Sebab, Morotai menjadi destinasi wisata yang menyimpan
banyak nilai sejarah.
Tim Daihatsu Terios 7 Wonders Wonderful Moluccas (7WWM) pun
tidak mau ketinggalan untuk menyambangi pulau yang terletak di Maluku utara
ini. Sekadar informasi, di masa lampau, Morotai punya daya tarik tersendiri
bagi negara lain.
Lokasi yang strategis, menjadi alasan utama Morotai banyak
di incar oleh sejumlah negara, khususnya negara berbasis militer. Ada tiga
negara yang pernah menjadikan Morotai sebagai markas militernya.
Lokasinya yang strategis menjadkan Kepulauan Morotai sebagai
pilihan tepat untuk membuat benteng pertahanan. Berbagai strategi dan taktik
menguasai pulau ini menjadi penting.
Bangsa Jepang pun memanfaatkan morotai sebagai pangkalan
militer wilayah kekuasaan Asia Pasifik. Tidak hanya Jepang, Amerika Serikat juga
pernah menjadikan Morotai sebagai markas komandonya.
Saat Perang Dunia II, Jenderal Douglas Mac Arthur memilih
Morotai sebagai basis sekaligus lokasi strategis dalam memenangkan pertempuran
di Kawasan Asia Pasifik. Seolah tidak ingin ketinggalan, Indonesia juga
menjadikan Morotai sebagai pangkalan militer strategis ketika memperjuangkan
pembebasan Irian Jaya.
Melihat kondisi itu, tidak heran bila banyak ditemukan
artefak perang di Kepulauan Morotai, baik di darat maupun di laut. Artefak
kecil hingga besar yang ditemukan merupakan saksi bisu dahsyatnya Perang Dunia
II.
Tim 7WWM pun tertarik untuk berpetualang mencari 'harta
karun' (treasure hunt experience) di kawasan Hutan Amerika di Desa Daruba,
Morotai.
Uniknya, di sana ada komunitas masyarakat lokal pencari
harta karun peninggalan Perang Dunia II. Komunitas itu masih menggunakan alat
tradisional berupa tongkat metal sepanjang 1 meter dan linggis untuk menggali
barang yang terpendam di dalam tanah.
Peninggalan Perang Dunia II masih banyak tersebar di kawasan
ini. Mulai dari botol, dogtag, koin, hingga perlengkapan tempur masih
ditemukan. Hanya saja yang berkaitan dengan amunisi lawas tidak boleh sembarang
dalam melakukan penggalian," tukas pemilik museum mini partikelir Perang
Dunia II Muchlis Eso.
semua hasil pencarian harta karun peninggalan Perang Dunia
II dikumpulkan di museum mini milik Muchlis Eso. Mulai dari pernak-pernik alat
dan perlengkapan perang, bisa ditemukan di sana. Pernak-pernik itu antara lain
peluru, botol-botol, keramik, helm baja, hingga sepeda masa kependudukan
Jepang. Nantinya koleksi itu bisa diakses publik dan dipungut secara sukarela.
Museum itu tidak lepas dari pengawasan pemerintah daerah dan
pusat. Bahkan akan diperbarui dengan museum pusat Perang Dunia II dan Trikora.
Rencananya setelah selesai dibangun, museum itu akan dikelola oleh Kementerian
Pendidikan Republik Indonesia.
Bila ingin mengingat atau belajar sejarah, Morotai jadi
destinasi pilihan yang tepat. Jangan lupa, selalu ingat sejarah agar bijak
memandang masa depan.