Jaringan 1 Ton Sabu
Kenal Guide WNI via Fitur Shake di WeChat
Sindikat narkoba WN Taiwan penyelundup 1 ton
sabu di Pantai Anyer, Banten, menyewa guide seorang perempuan WNI bernama
Komalasari alias Mala. Tersangka mengenal Mala melalui aplikasi WeChat.
"Kenalnya itu dari aplikasi WeChat. Mereka menggunakan fitur 'Shake', ketemulah sama Mala ini," ujar AKBP Bambang S Yudhantara, yang ikut dalam penyergapan,
Fitur Shake pada WeChat adalah
fitur untuk mencari orang-orang pengguna WeChat yang ada di sekitar kita dengan
cara menggoyang-goyangkan handphone.
Tersangka Ling Ming Hui, yang
ditembak mati, itulah yang berkenalan dengan Mala di WeChat.
Kepada Mala, Hui meminta
bantuannya mencarikan mobil rental. Hui mengaku sebagai pengusaha yang akan
berbisnis ikan saat berkenalan dengan Mala.
Nah, sama Mala ini disambutlah.
Kebetulan Mala ini kan pernah bekerja sebagai TKW di Taiwan selama dua tahun,
jadi dia bisa berbahasa Taiwan.
Bambang memastikan, dari hasil
pemeriksaan, Mala tidak terlibat dalam jaringan tersebut. Mala hanya
dimanfaatkan sebagai fasilitator untuk mencarikan tempat menginap dan kendaraan
bagi para tersangka selama mereka berada di Anyer, Serang, Banten.
Seperti diketahui, tim gabungan
dari Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok, yang dipimpin
Kombes Nico Afinta dan Kombes Herry Heryawan, menangkap 4 WN Taiwan yang
menyelundupkan 1 ton sabu melalui
dermaga bekas Hotel Mandalika, Pantai Anyer, Serang, Banten. Salah satu
tersangka ditembak mati karena melawan polisi dengan mencoba menabrakkan
mobilnya kepada anggota.