Saking Banyaknya,
Dirjen Hubla Bingung Asal Duit Suap Rp 20,7 M
Dirjen Perhubungan Laut (Hubla)
Kementerian Perhubungan A Tonny Budiono (ATB) bingung saat ditanya soal asal
muasal duit suap Rp 20,74 miliar yang disita KPK. Duit itu disita sebagai
barang bukti suap dari 33 tas dan rekening bank.
Kebingungan Tonny terjadi dalam
pemeriksaan awal usai operasi tangkap tangan
di mes yang ditinggali Tonny di
mes ditemukan 33 tas berisi uang tunai yang jumlahnya mencapai Rp 18,9 miliar.
Sedangkan duit Rp 1,174 miliar
disita dari rekening Bank Mandiri yang digunakan untuk setoran ke Dirjen Hubla.
"33 tas tadi masih dalam
proses, siapa saja dan dalam proyek apa saja. Karena yang bersangkutan nggak
mungkin kita desak untuk mengingat semuanya, sudah terlalu banyak, bingumg
jadinya. Dia hanya ingat pada saat diperiksa jumlahnya sekian.
KPK menduga ada banyak proyek
yang terkait dengan duit suap yang disita. Namun saat ini KPK baru menemukan
kaitan duit dengan proyek pengerjaan pengerukan Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang, Jawa Tengah.
Ini banyak uangnya, belum
pilah-pilah, belum rinci. Karena yang bersangkutan juga lupa ini uang mana dan
masih bingung.
Tonny dan Adiputra Kurniawan,
komisaris PT AGK (Adhi Guna Keruktama) yang mengerjakan pengerukan Pelabuhan
Tanjung Emas, Semarang ditetapkan sebagai tersangka.
Setelah melakukan pemeriksaan
awal dilanjutkan gelar perkara disimpulkan adanya tindak pidana korupsi terkait
perizinan dan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Ditjen Hubla 2016-2017
yang diduga dilakukan ATB selaku Dirjen Hubla.
Suap itu menggunakan modus yang
baru yaitu melalui ATM yang diberikan Adiputra kepada Tonny. KPK menduga bila
uang yang diterima Tonny sudah tersebar pula ke beberapa pihak.