Mengenal Petasan,
Peledak yang Masih Jadi 'Idola' di Indonesia
Petasan atau petasan menjadi
bahan peledak ringan yang masih ditemukan di Indonesia. Biasanya pada saat-saat
tertentu, banyak anak-anak sampai orang dewasa yang bermain petasan. Misalnya,
bila sering dijumpai pada bulan Ramadhan.
Kegemaran ini menjadi rutinitas
masyarakat Indonesia untuk membelinya. Inilah yang membuat banyak pabrik dan
produksi petasan masih dicintai.
Apa sejarah awal petasan?
Dari sejumlah sumber yang
disebutkan, petasan ditemukan dari China. Seorang juru masak Cina mencampur
tiga bubuk bubuk hitam pada abad ke-9. Ketiga bahan tersebut adalah potasium
nitrat (KNO3), belerang (belerang), dan arang dari kayu (arang).
Ketiganya adalah bahan yang mudah
terbakar. Orang-orang China percaya bahwa jika ketiga bahan tersebut dimasukkan
ke dalam bambu dan dibakar, itu akan mengeluarkan ledakan dan suara keras untuk
mengusir roh jahat.
Di era Dinasti Song didirikan
pabrik petasan. Ketiga bahan itu terbuat dari kembang api hingga kembang api.
Tradisi petasan akhirnya menyebar
ke seluruh dunia dan mulai digunakan dalam perayaan pernikahan, peran
kemenangan, hingga upacara keagamaan. Masuknya petasan ke Indonesia juga dibawa
oleh orang-orang China.
Sampai sekarang, petasan masih
merupakan 'idola' di Indonesia. Biasanya petasan mulai digunakan saat memeriahkan
pernikahan, ajang pergantian tahun baru, hingga perayaan hari raya keagamaan.
Namun, petasan tidak selalu
membawa kegembiraan. Ledakan yang menyebabkan kebakaran bisa menyebabkan korban
jiwa. Banyak kasus petasan yang menghilangkan korban jiwa. Bukan hanya
pengguna, tapi juga pabrikan.
Seperti ledakan yang terjadi di
Kosambi, Kabupaten Tangerang, mengakibatkan 47 orang meninggal dunia. Ledakan
tersebut diduga disebabkan oleh petasan dari pabrik.
"Kami baru saja memasuki
lokasi kejadian (lokasi) sehingga ditemukan di gudang ada beberapa yang
meninggal," kata Kapolres Metro Kanger Tangerang Kapolres Metro Kombes
Harry Kurniawan saat dihubungi, Kamis (26/10/2017).