Ketergantungan
Internet Tingkatkan Risiko Pikun
Mesin pencari Google
bisa jadi telah menjadi andalan bagi banyak orang bila ingin mencari informasi
secepat kilat. Tetapi ternyata ada kerugian yang bisa didapat jika keseringan
memakainya lho.
Setidaknya ini menurut Prof Frank Gunn-Moore, direktur riset
untuk School of Biology, University of St Andrews, Skotlandia. Ia
mengistilahkan kondisi ini dengan fenomena di mana banyak orang yang lebih
memilih 'outsourcing' dengan internet ketimbang otaknya sendiri ketika ingin
mencari informasi atau mengingat sesuatu.
"Penting bagi kita untuk menjaga kesehatan otak agar
tidak cepat pikun, yaitu dengan sering-sering menggunakannya, tetapi belakangan
kita lebih banyak 'outsourcing' ke internet," tandasnya seperti dilaporkan
Mirror.
Prof Gunn-Moore menyayangkan kebiasaan orang-orang dewasa
ini yang lebih suka mencari informasi lewat internet ketimbang memanfaatkan
kemampuan otaknya sendiri.
Menurutnya, bila ini dibiarkan terus-menerus, kondisi
tersebut dapat memicu munculnya risiko demensia (kepikunan). "Ini semacam
eksperimen demensia yang mereka lakukan sendiri," katanya.
Hal ini karena ketika kita mencari informasi lewat Google,
seolah-olah otak kita sudah berkurang kemampuannya, seperti halnya yang terjadi
pada orang yang sudah pikun. Ini berarti bukan tidak mungkin kekhawatiran
Gunn-Moore akan terbukti.3
"Tetapi kita harus menunggu dan melihat apakah
'outsourcing' ini benar-benar akan berdampak pada prevalensi demensia',"
lanjutnya.
Meski demikian, Gunn-Moore merasa menemukan harapan dengan
menurunnya prevalensi demensia secara global karena meningkatnya tren hidup
sehat di berbagai kalangan.
"Ini membuktikan jika gaya hidup kita sehat, kita bisa
mengurangi kasusnya sampai sepertiga. Tapi sekarang kita juga harus tengok ke
jantung dan obesitas karena apa yang menjadi faktor risiko penyakit
kardiovaskular juga bisa menjadi faktor risiko ke otak," tutupnya.