Racuni 4 Pria Kaya,
'Janda Hitam' Prancis Dibui 22 Tahun
Seorang wanita Prancis yang dijuluki sebagai "Janda
Hitam dari Riviera" dijatuhi vonis penjara 22 tahun karena meracuni empat
pria tua yang kaya-raya, dua di antaranya meninggal.
Patricia Dagorn terbukti bersalah membunuh dua pria lanjut
usia yang ditemukan tewas pada tahun 2011 di Cote d'Azur dan meracuni dua pria
lainnya. Jaksa penuntut umum menyatakan, wanita berumur 57 tahun itu mencoba
memperkaya dirinya dengan menggoda pria-pria tua yang kebanyakan dikenalnya
lewat biro jodoh.
Dalam sidang putusan yang digelar pada Kamis (18/1) waktu
setempat, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (19/1/2018), Dagorn
diganjar hukuman penjara 22 tahun.
Dagorn saat ini juga tengah menjalani masa hukuman 5 tahun
penjara untuk kasus pencurian, penipuan dan perampasan di Alpen Prancis tahun
2012. Dalam kasus yang terpisah ini, seorang kakek berusia di atas 80 tahun
menjadi korban Dagorn. Kakek itu mengizinkan Dagorn tinggal bersamanya, sebagai
imbalan atas hubungan seksual dengannya.
Polisi setempat mencurigai Dagorn setelah seorang pria
bernama Michel Kneffel (60-an) ditemukan tak bernyawa pada Juli 2011. Diketahui
bahwa Kneffel tinggal bersama Dagorn di sebuah residen hotel di Nice. Saat itu
belum ada dakwaan pidana yang dijeratkan terhadap Dagorn.
Namun penyelidikan kriminal dibuka kembali setahun kemudian,
setelah polisi menemukan sebuah botol kecil berisi Valium -- obat penenang --
dan sejumlah dokumen pribadi milik banyak pria di antara barang-barang Dagorn.
Dokumen-dokumen yang ditemukan termasuk kartu identitas, rincian rekening bank
dan kartu asuransi kesehatan.
Penyelidikan lebih lanjut berujung pada temuan jenazah
seorang pria bernama Francesco Filippone (85). Jenazah Filippone ditemukan
tergeletak di dalam bak mandi di sebuah rumah di Mouans-Sartoux, di luar
Cannes, pada Februari 2011. Terungkap bahwa sesaat sebelum temuan itu, Dagorn
mencairkan cek dari Filippone sebesar 21 ribu euro. Saat itu Dagorn mengklaim
cek itu diberikan Filippone kepadanya sebagai hadiah.
Polisi setempat menduga Dagorn mungkin telah bertemu dengan
20 pria melalui biro jodoh, setelah dia tiba di French Riviera tahun 2011. Di
kebanyakan kasus, Dagorn diduga meminta uang kepada korban-korbannya atau
meminta korbannya mencantumkan namanya dalam daftar warisan. Atau terkadang
Dagorn mencuri dokumen-dokumen penting dari korbannya. Dia juga pernah menuding
korbannya memperkosa dirinya.