Trump Pilih John Bolton Jadi Penasihat Keamanan, AS Akan Perang?


Trump Pilih John Bolton Jadi Penasihat Keamanan, AS Akan Perang?

http://harian44.blogspot.com/

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menunjuk John Bolton sebagai Penasihat Keamanan Nasional untuk menggantikan HR McMaster yang dicopotnya. Penunjukan Bolton (69) memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dikarenakan sikap kerasnya terhadap Iran dan Korea Utara (Korut).

Kini, jika Trump memutuskan untuk meninggalkan kesepakatan nuklir Iran yang dicapai semasa pemerintahan Presiden Barack Obama, dia punya penasihat yang berpikir bahwa Iran bisa dilucuti dengan kekerasan. Jika rencana pertemuan Trump dengan pemimpin Korut Kim Jong-Un tidak membuahkan perlucutan nuklir Korut, maka Trump punya tim yang sangat siap untuk melancarkan serangan pendahuluan.

"John Bolton merupakan ancaman keamanan nasional," cetus Colin Kahl dan Jon Wolfsthal, bekas penasihat senior Obama dalam komentarnya pada majalah Foreign Policy seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/3/2018).

Pendapat senada disampaikan media Amerika. "Ya, John Bolton benar-benar berbahaya," demikian tulisan dewan editorial New York Times.

"Hal baik tentang John Bolton, penasihat keamanan nasional baru Presiden Trump, adalah bahwa dia mengatakan apa yang dia pikirkan. Hal buruknya adalah apa yang dipikirkannya," demikian ditulis New York Times.

David Wright dari Union of Concerned Scientists menyebut "pandangan ekstrem Bolton kini sangat berbahaya mengingat penolakannya atas diplomasi dengan Iran dan Korut."

Reaksi negatif juga dilontarkan sejumlah anggota Kongres AS yang mempertanyakan alasan Trump menempatkan Bolton di posisi kritis untuk Gedung Putih dan pemerintah AS.

"Ini bukanlah pilihan yang bijaksana. Bolton tidak memiliki perangai atau pertimbangan untuk menjadi seorang Penasihat Keamanan Nasional yang efektif," ujar Senator Partai Demokrat, Jack Reed, dalam pernyataannya.

www.semutgenit.com

Bolton yang pernah disebut Korut sebagai 'manusia sampah' ini menjabat Duta Besar AS untuk PBB pada era Presiden George W Bush. Sebelum itu, dia menjabat Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pengendalian Senjata dan Urusan Keamanan Internasional, juga di bawah Bush. Dia menjadi sosok yang mendukung invasi AS ke Irak tahun 2003, yang akhirnya terungkap didasari informasi intelijen palsu dan berlebihan soal keberadaan senjata pemusnah massal milik mendiang Saddam Hussein dan keterkaitannya dengan terorisme.

Tidak hanya itu, Bolton juga diketahui sejak lama mendukung perubahan rezim di Korut. Bahkan beberapa waktu lalu, dia menyarankan pemerintah AS untuk mengambil opsi serangan militer terhadap Korut. Soal rencana pertemuan Trump dan Kim Jong-Un, Bolton menyebutnya sebagai kesempatan yang baik untuk menyampaikan ancaman aksi militer ke Korut.

Untuk isu Iran, Bolton menyebut kesepakatan nuklir yang tercapai pada era Presiden Barack Obama sebagai 'kesalahan besar' dan 'perlu untuk dicabut'. Sedangkan menyikapi Rusia, Bolton pernah menyerukan langkah penangkalan yang efektif untuk melawan perang siber yang dilakukan pemerintahan Vladimir Putin.