Di Mana Big Bos Miras
Oplosan Maut Bersembunyi?
Keberadaan Syamsudin Simbolon,
big bos minuman keras (miras) oplosan yang menewaskan puluhan orang di
Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum diketahui. Polisi menetapkan
Syamsudin sebagai buronan dalam kasus miras oplosan.
Selama hampir seminggu, polisi
terus memburu keberadaan Syamsudin. Tim gabungan Polda Jabar dan Polres Bandung
dikerahkan untuk memburu Syamsudin yang mendistribusikan dan membuat miras maut
tersebut.
Sejak pekan lalu, polisi
mengumpulkan data dan riwayat 'si big bos'. Polisi menelusuri catatan kriminal
dan sosial Syamsudin lewat riwayat kepolisian.
Dalam kasus ini, polisi sudah
menetapkan tiga orang tersangka yakni, Julianto Silalahi, Hamciak Manik, dan
Willy. Hamciak Manik tak lain merupakan istri Syamsudin. Selain Syamsudin, ada
6 orang lain yang juga masih diburu pihak kepolisian.
Tercatat ada 45 orang warga
Kabupaten Bandung yang tewas usai menenggak miras oplosan racikan Syamsudin.
Tercatat 34 orang korban tewas di RSUD Cicalengka, tiga orang di RSUD Majalaya,
tujuh orang di RS AMC Cileunyi, dan satu orang tewas di rumahnya.
Syamsudin, diketahui memiliki
rumah mewah di Jalan Raya Bandung-Garut atau tepatnya di Kampung Bojongasih RT
03/08, Desa Cicalengka Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Rumah itu dipakai
untuk memproduksi dan menyimpan miras oplosan di dalam bunker.
Rumah tersebut memiliki bangunan
yang cukup tinggi. Warga mengatakan Syamsudin sudah tinggal di rumah itu
sekitar dua tahun. Bagian belakang terdapat dua kolam renang. Di sana terdapat
gazebo, yang apabila digeser ada pintu masuk menuju sebuah bunker. Ruang bawah
tanah itu sebagai tempat produksi miras dengan merek Minola. Namun, polisi
belum dapat memastikan apakah rumah tersebut dibangun dari hasil penjualan
miras.
Wakapolri Komjen Syafrudin
menaruh perhatian serius dalam kasus miras oplosan yang terjadi di beberapa
daerah ini. Dia memberi ultimatum jajarannya untuk mengungkap tuntas kasus
miras oplosan ini termasuk menangkap penjual dan dalang bisnis.
"Selesaikan secara tuntas.
Saya perintahkan untuk membuat kasus ini berhenti. Artinya mengungkap sampai ke
akarnya, sampai ke otaknya, dalangnya, pelakunya, distributor yang
mempengaruhi, yang mempunyai skenario harus diungkap," tutur Syafrudin di
Mapolres Jaksel, Jalan Wijaya II Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (11/4).
Hal serupa juga disampaikan Wakil
Ketua DPR Taufik Kurniawan yang meminta aparat pemerintah untuk melakukan razia
miras oplosan hingga ke akar-akarnya. Razia itu diharapkan dilakukan secara
berkala dan tidak menunggu jatuhnya korban.
"Kasus miras oplosan ini
kembali ramai ketika ada korban tewas. Tentu kita berharap, tak ada lagi korban
miras oplosan ini ke depannya. Untuk itu, kita minta agar razia miras ini
dilakukan secara berkala dan berantas sampai ke akar-akarnya!" tegas
Taufik, di Jakarta, Sabtu (14/4).