Kata Umar Patek soal
Anak Dilibatkan Aksi Bom Bunuh Diri
Aksi bom bunuh diri di gereja di
Surabaya dan Mapolrestabes Surabaya melibatkan anak kecil dan perempuan. Napi
teroris Bom Bali 1, Umar Patek bicara soal pelibatan anak kecil.
"Kalau tentang itu dari awal
saya tidak mau (melibatkan anak kecil)" kata Umar Patek dalam program Mata
Najwa yang disiarkan Trans7, Rabu (23/5/2018).
Umar lalu menyampaikan dukacita
kepada korban dan keluarga korban atas rentetan teror yang terjadi belakangan
ini. Mulai dari rusuh di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Bom Surabaya hingga di
Mapolda Riau.
"Saya ingin menyampaikan
belasungkawa kepada korban dan juga keluarga korban baik itu yang terjadi di
Mako Brimob maupun yang terjadi belakangan di Surabaya dan kota lainnya,"
ucapnya.
Umar juga mengisahkan soal bom
Bali 1 tahun 2005 lalu. Umar mengungkapkan awalnya dia tidak setuju.
"Saya tidak bersedia
melakukan bom Bali 1. Namun saat itu saya diajak oleh sahabat saya Abdul Matin
dan saya datang kesana 95 persen pekerjaan sudah selesai. Hadir seorang Hisyam
di bom Bali 1 atau tidak ada, bom itu tetap akan terjadi," ujarnya.
Umar menegaskan dia tidak setuju
dengan rencana bom itu. "Saya sudah menerangkan bahwa saya tidak setuju
dengan rencana bom," imbuhnya.
Umar kembali menyampaikan maaf
kepada seluruh keluarga korban bom Bali 1. Umar mengaku tidak sungkan meski
berulang kali menyampaikan maaf.
"Saya tidak segan-segan dan
sungkan untuk berulang-ulang memohon maaf kepada seluruh keluarga korban dan
korban juga yang terjadi atas bom Bali 1. Saya mohon maaf," ujarnya.
Umar Patek divonis 20 tahun
penjara atas kasus bom Bali 1. Kini dia menghuni Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa
Timur.