Uni Eropa Akan Larang
Alat Makan Sekali Pakai dari Plastik
Komisi Eropa berencana melarang
sedotan dan alat makan seperti piring, gelas, sendok, garpu dan pisau dari
plastik. Langkah ini adalah upaya untuk memerangi limbah plastik.
Komisi Eropa hari Senin
membenarkan bahwa mereka sedang menyiapkan aturan-aturan baru untuk memerangi
limbah plastik dan melindungi laut dan kerusakan lingkungan. Selain sedotan dan
alat makan plastik, peralatan plastik sekali pakai yang lain juga akan
dilarang, seperti korek kuping dari plastik.
„Tidak diragukan lagi, limbah
plastik adalah tema penting, dan Eropa harus menanggulangi ini
bersama-sama," kata Wakil Presiden Eropa, Frans Timmermans. Peralatan
plastik yang dilarang harus digantikan dengan material ramah lingkungan.
Perusahaan yang bertanggung jawab untuk pencemaran lingkungan juga akan
dituntut untuk membiayai pekerjaan pembersihan.
Uni Eropa memperingatkan, jika
tidak ada langkah penanggulangan yang dilakukan, maka pada tahun 2050 di lautan
dunia akan ada lebih banyak limbah plastik daripada ikan.
Demi perlindungan lautan
Menurut Komisi Eropa, aturan yang
disiapkan bertujuan mengurangi kerusakan lingkungan senilai 22 juta Euro. Emisi
karbondioksida bisa dikurangi sampai 3,4 juta ton. Langkah ini dilakukan
terutama untuk perlindungan laut, yang kini dipenuhi limbah plastik.
Negara-negara anggota Uni Eropa
diminta menggunakan plastik daur ulang. Untuk setiap kilogram sampah plastik
yang tidak didaur ulang, negara anggota akan dituntut untuk membayar sejumlah
dana tertentu ke kas Uni Eropa.
Setiap negara anggota juga akan
diwajibkan menerapkan sistem daur ulang untuk mengumpulkan sedikitnya 90 persen
botol plastik yang digunakan di negaranya. Untuk meningkatkan kesadaran
konsumen, Uni Eropa akan menggencarkan informasi tentang bahaya kemasan
plastik.
Ditarik secara bertahap
Pemerintah Jerman mengisyaratkan
persetujuannya atas rencana Komisi Eropa. Menteri Lingkungan Hidup Svenja
Schulze mengatakan kepada stasiun TV ARD, kemasan plastik sekali pakai
"secara bertahap harus ditarik dari peredaran."
Komisaris Anggaran Uni Eropa
mendukung sanksi denda yang diusulkan pada negara-negara anggota yang gagal
mendaur ulang lebih banyak plastik. " (Denda) Ini menciptakan insentif
bagi politisi nasional untuk memikirkan, bagaimana sampah plastik dapat
dikurangi - melalui pelarangan, pendidikan, pajak nasional atau pembayaran
tambahan untuk tas belanja plastik."
Kemunduran yang mungkin: Uni
Eropa berharap untuk menangkis kemarahan konsumen atas kemungkinan perubahan
dengan mendidik masyarakat tentang alternatif yang ramah lingkungan terhadap
produk plastik yang mungkin akhirnya dilarang. Ancaman denda tidak mungkin
berjalan dengan baik dengan pemerintah nasional euroseptic dari beberapa negara
anggota Uni Eropa.
Aturan yang diusulkan masih harus
dirundingkan dengan parlemen Eropa dan perlu persetujuan pemerintahan
negara-negara anggota, sebelum diberlakukan. Hal ini bisa berlangsung sampai
bertahun-tahun.
KLIK UNTUK MENDAFTAR :)