Pengakuan Mantan
Petenis Korsel: Diperkosa Pelatih Berulang Kali
Pengakuan mengejutkan disampaikan
seorang mantan petenis Korea Selatan (Korsel), Kim Eun-hee. Untuk pertama
kalinya, perempuan itu berbicara kepada media internasional dan membeberkan
pemerkosaan dan pemukulan yang dilakukan pelatihnya selama dua tahun.
Kim menceritakan bahwa saat
dirinya berumur 10 tahun, ketika dirinya bercita-cita untuk menjadi bintang
tenis, pelatih tenisnya memperkosanya untuk pertama kalinya. Setelah itu dia
kembali memperkosanya. Dan lagi. Dan lagi...
Saat itu Kim masih terlalu muda
untuk mengetahui apa itu seks. Namun dia tahu akan rasa takutnya ketika
berulang kali disuruh datang ke kamar pelatihnya di kamp pelatihan mereka.
"Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk menyadari bahwa itu
pemerkosaan," ujar Kim kepada kantor berita AFP, Jumat (20/7/2018).
"Dia terus memperkosa saya
selama dua tahun... dia bilang ke saya bahwa itu rahasia yang harus disimpan
antara dia dan saya," imbuh Kim yang mendapatkan dua medali perunggu dalam
pesta olahraga nasional Korsel.
Sekarang Kim yang kini berumur 27
tahun, berbicara ke media internasional untuk pertama kalinya dan membeberkan
bagaimana para atlet perempuan di Korsel diam-diam mengalami pelecehan seks
oleh pelatih mereka.
Korsel dikenal sebagai kekuatan
olahraga regional dan menjadi negara Asia selain Jepang yang telah menggelar
Olimpiade musim panas dan musim dingin. Sistem kamp latihan, yang juga digunakan
negara-negara komunis seperti China, dianggap sebagai kunci sukses Korsel di
panggung internasional. Namun sistem ini juga membuka peluang besar pelecehan
seks, terutama bagi para atlet di bawah umur yang benar-benar berada di bawah
kendali pelatih mereka.
"Pelatih adalah raja di
dunia saya, mendikte semua kehidupan sehari-hari saya mulai dari latihan hingga
kapan tidur dan apa saya makan," tutur Kim seraya mengatakan bahwa
pelatihnya juga kerap memukulinya sebagai bagian dari "latihan".
Pelatih tersebut akhirnya dipecat
setelah beberapa orangtua mengadukan perilakunya yang mencurigakan.
Kim yang telah berhenti menjadi
atlet, kini melatih anak-anak kecil bermain tenis. "Melihat mereka tertawa
dan menikmati bermain tenis, itu menyembuhkan saya," tuturnya.
"Saya ingin mereka menjadi
atlet yang bahagia, tidak seperti saya," tuturnya. "Apa gunanya
memenangkan medali Olimpiade dan menjadi bintang olahraga jika Anda harus
terus-menerus dipukuli dan disiksa untuk sampai ke sana?" pungkasnya.