Percobaan Pemerkosaan
Oleh Oknum Polisi Blitar yang Menggemparkan
Sebuah kabar pilu datang dari
Blitar. Seorang anak berusia 10 tahun menggagalkan upaya dugaan pemerkosaan
yang terjadi pada sang ibu. Ironisnya, pelakunya adalah suami rekan bisnis sang
ibu dan juga oknum kepolisian.
Peristiwa nahas ini terjadi pada
hari Jumat (5/7/2018) silam, di sebuah ruko di Kecamatan Kesamben, Kabupaten
Blitar. Ruko itu dihuni oleh seorang janda berinisial WN (38) dan kedua
anaknya, FT (20) dan SL (10).
Seperti penuturan FT kepada
detikcom, hari itu ibunya berada di toko sendirian. Sedangkan adiknya pergi
mengaji.
"Jam 5 sore adik pulang
ngaji, Pak ES sudah berada di rumah. Adik langsung menuju rumah bagian
belakang. Lalu dia mendengar suara ibu berteriak-teriak," tutur FT ditemui
di rumahnya, Kamis (12/7/2018).
Mendengar hal itu, sang adik
langsung menuju sumber suara dan menemukan sang ibu dalam bahaya.
Menurut penuturan sang adik,
ibunya berusaha melepaskan diri dari pelukan ES sembari berteriak-teriak.
Setelah berhasil lepas, sang adik
mengajak ibunya bersembunyi di dalam kamar dan ES tertidur di kamar belakang.
FT juga mengatakan saat dibangunkan, dari tubuh ES tercium bau alkohol dan
sempat sulit diajak berkomunikasi.
Belakangan diketahui jika oknum
polisi tersebut suami dari rekan bisnis korban dan keduanya sudah lama saling
mengenal.
Bahkan menurut FT, ES sudah lama
menaruh perhatian lebih kepada WN dan sering datang ke rumah dalam kurun dua
tahun terakhir.
"Ibu saya orangnya pendiam,
pemalu. Tapi mungkin karena risih dengan kelakuan Pak ES, ibu jadi cerita juga
kalau Pak ES naksir. Cuma ibu gak pernah menanggapinya," tutur FT.
Kapolres Blitar awalnya menampik
informasi yang sempat beredar di medsos ini. Namun akhirnya bersedia memberikan
statemen terkait penanganan kasusnya.
"Tidak ada kejadian seperti
yang beredar di medsos itu. Tapi tetap kami periksa yang bersangkutan. Kami
dalami, kok sampai ada istilah percobaan pemerkosaan itu bagaimana," tukas
Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha dikonfirmasi.
Anisullah juga menampik jika
anggotanya dalam kondisi mabuk saat berada di rumah WN.
"Korban kami tanya juga.
Mungkin tidak senang dengan yang dilakukan pelaku. Tapi sorry lho ya, tidak
bisa dibuktikan mabuk. Karena memang tidak mabuk," jawab Anissullah saat
dikonfirmasi, Kamis (12/7/2018).
Ia juga meminta untuk tidak
langsung mengambil kesimpulan sebab pelapornya bukanlah korban langsung,
melainkan sang anak.
Anisullah juga menjelaskan kasus
ini bermula dari status mantan suami WN di Facebook yang menulis tentang
kekecewaannya terhadap polisi. Ia merasa laporan putri sulungnya, FT diabaikan
atas kasus yang menimpa ibunya.
Namun, lanjut Anisullah, status
tersebut sudah dihapus setelah ada pertemuan antara polisi dan pihak yang
terlibat dalam kasus tersebut.
Namun dalam kesempatan terpisah, Kabid
Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan oknum tersebut
sudah ditahan, meski tidak mengakui yang bersangkutan dalam keadaan mabuk.
"Itu tidak mabuk. Dia pernah
berteman tetapi melakukan hal yang tidak pantas," tegasnya.
Barung pun memastikan yang
bersangkutan telah ditahan oleh Provost Polres Blitar dan sedang menjalani
pemeriksaan. "Bisa ditetapkan nanti hukuman disiplin," tambah Barung.
Terlepas dari siapa yang benar,
insiden ini telah mengakibatkan anak bungsu korban mengalami trauma. Seperti
diberitakan sebelumnya, ia mendapatkan kekerasan fisik oleh pelaku ketika
mencoba menggagalkan upaya dugaan pemerkosaan yang terjadi pada sang ibu.
"Tahu adik menangis dan
menjerit, pelaku melepas ibu. Lalu mengejar adik dan digujer (dipegang erat).
Adik berontak sampai celananya sobek," tutur sang kakak, FN.
Sejak kejadian itu, adiknya
sering menangis keras dan ia lebih banyak mengurung diri di kamar. Bahkan ia
langsung menangis histeris jika melihat anggota polisi yang membawa senjata.
"Pas ada polisi datang ke
rumah lagi besoknya, adik langsung nangis keras, histeris seperti trauma gitu.
Apalagi kalau lihat polisinya bawa pistol," bebernya.