Pilot MH370
Dinyatakan Tak Bersalah, Saudari Lega
Tim penyelidik tragedi hilangnya
pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 menyatakan kecil kemungkinan pilot dan
kopilot sengaja membiarkan pesawat mengalami kecelakaan. Mereka menyatakan 'tak
ada yang negatif' tentang pilot Kapten Zaharie Ahmad Shah yang menerbangkan
pesawat.
Saudari Zaharie, Sakinab Ahmad
Shah, menyatakan lega dan bahagia setelah saudara lelakinya dibebaskan dari
tuduhan.
"Saya sangat senang atas
fakta bahwa ia telah dibebaskan tetapi di akhir cerita, kami ingin pesawat atau
puing ditemukan," kata Sakinab seperti dilansir kantor berita Bernama,
Selasa (31/7/2018).
Sakinab menyatakan itu usai
menghadiri laporan singkat Organisasi Penerbangan Internasional Malaysia (ICAO)
bersama 13 tim Investigasi Keselamatan untuk MH370.
Dia mengatakan laporan itu
membuktikan bahwa tidak ada yang negatif tentang karakter kakaknya, sifat
pekerjaan, catatan profesional, dan kondisi keluarga sebelum menerbangkan
pesawat yang hilang pada 2014 lalu itu.
"Oleh karena itu semua
tuduhan bunuh diri atau hal-hal lain, kami membantah sepenuhnya," imbuh
Sakinab.
Hampir senada dengan Sakinab,
Grace Nathan, putri Anne Daisy, salah satu penumpang di MH370, mendesak pihak
berwenang untuk melanjutkan pencarian MH370.
Menurutnya pemerintah harus
mempertimbangkan setiap tawaran perusahaan yang bersedia melakukan pencarian
pesawat dengan dasar 'tanpa obat, tanpa biaya'.
"Tujuan utama kami adalah
pencarian MH370 terus mencegah insiden seperti itu terjadi di masa depan. Kita
harus ingat bahwa jutaan orang terbang setiap hari. Keselamatan bukanlah
sesuatu yang bisa dianggap enteng, "kata Grace.
Sementara itu, seorang kerabat
dari salah satu awak MH370 menyatakan tak puas dengan pemaparan hasil
penyelidikan yang disampaikan. Pria yang hanya ingin dipanggil Fong ini ingin
tahu apakah proses pencarian korban dan pesawat akan dilanjutkan.
"Tim tidak dapat menentukan
penyebab sebenarnya untuk hilangnya MH370. Yang ingin kami ketahui adalah
apakah pemerintah akan melanjutkan pencarian. Kami diberitahu bahwa kami harus
menunggu keputusan dari kementerian (Transportasi)," kata Fong.
Penyelidik sendiri belum dapat
memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat yang hilang sejak 2014 lalu
itu. Meski diduga dibelokkan secara manual, tim investigasi tak bisa menentukan
alasan sebenarnya yang membuat pesawat hilang.
MH370 memang melenceng dari rute
seharusnya, dan itu dilakukan bukan di bawah kendali autopilot melainkan secara
manual.
Dalam laporannya, tim penyelidik
menyebutkan sejumlah kesalahan yang dilakukan, termasuk oleh pengendali lalu
lintas udara (ATC) yang tidak segera memulai berbagai fase darurat yang
tersedia, sehingga menunda operasi pencarian dan penyelamatan.
MH370 menghilang pada 8 Maret
2014, dalam perjalanan ke Beijing dengan 239 penumpang. Setelah pencarian
ekstensif selama bertahun-tahun dan melibatkan banyak negara, hingga kini
bangkai pesawat MH370 belum ditemukan.