Perjuangan Relawan
Medis Membantu Korban Tsunami Di Palu
HARIAN44 - Tim relawan medis DKI
Jakarta bercerita tentang perjuangan mereka mengoperasi korban patah tulang
akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Operasi harus dilakukan
dengan segala keterbatasan.
"Awalnya berantakan sekali
pascagempa, barang berserakan, perawat dan dokter juga sangat minim karena
keluarga mereka juga terdampak gempa sehingga beberapa mengurusi
musibahnya," kata Koordinator Tim Medis DKI Jakarta, Arsanto Triwidodo,
Jumat (5/10/2018).
Dia menyatakan ada 20 relawan
medis DKI, yang terdiri atas dokter spesialis, dokter umum, perawat, hingga
apoteker. Mereka bertugas di RS Wirabuana, yang kekurangan tenaga medis.
Untuk melakukan operasi, Arsanto
mengatakan timnya harus mengubah ruang rawat biasa menjadi ruang operasi.
Mereka membuat sekat di dalam ruangan dengan tirai dan kertas karton bekas.
Kamar operasi darurat itu dibagi
menjadi dua ruangan. Satu ruangan untuk operasi patah tulang, sementara satunya
untuk persalinan.
Sejak bertugas pada Kamis (4/10),
ada 12 korban patah tulang yang telah dioperasi. Pihak rumah sakit pun mengaku
bersyukur atas bantuan dari tim medis DKI tersebut.
"Saya terima kasih sudah
kerja luar biasa. Sudah mau membuat kamar operasi di ruang yang nggak layak
untuk dijadikan kamar operasi, kemudian mau melakukan operasi di ruangan itu.
Sudah banyak yang dilakukan, ya. Saya bersyukur, terima kasih atas
bantuannya," ujar Kepala RS Wirabuana, Dudy Kusmartono.
Korban meninggal akibat gempa dan
tsunami di Sulawesi Tengah terus bertambah. Hingga Jumat (5/10) sore BNPB
mencatat data terakhir menunjukkan korban meninggal berjumlah 1.571 orang.