Penyergapan Yang
Menegangkan Di Polsek
HARIAN44 - Dini hari Jumat, 9
November 2018, seorang pria melintasi Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara
dengan motornya. Dia berhenti di depan Polsek Penjaringan yang berdekatan
dengan halte busway Landmark Pluit Auto Plaza.
Dia memarkirkan motornya di depan
gerbang kantor polisi itu. Seorang petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK)
yang malam itu piket, Brigadir Sihite, mendekati pria berkepala plontos itu.
Brigadir Sihite menyapa pria
tersebut tetapi dibalas serangan membabi buta. Sebilah golok diayunkan pria itu
ke arah Brigadir Sihite, sedangkan tangan satunya memegang pisau babi.
Mengetahui dalam keadaan bahaya,
Brigadir Sihite berlari ke arah dalam kantor polisi itu. Pria yang menyerangnya
mengejar Brigadir Sihite dan melemparkan pisau yang dipegangnya tadi hingga
mengenai seorang petugas lainnya yang berjaga, AKP Irawan.
"Pelaku terus menyerang
dengan berteriak 'Allahu Akbar... Allahu Akbar...' dan pelaku melempar pisau
babi yang dipegang di tangan kirinya dan golok masih dipegang di tangan
kanannya sambil menyerang petugas kepolisian," kata Kabid Humas Polda
Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangannya, Jumat (9/11/2018).
Pria yang belakangan diketahui
bernama Rohandi pun menyabetkan goloknya dan mengenai tangan polisi tersebut
hingga menimbulkan luka ringan. Lepas itu, Rohandi mengalihkan perhatiannya
pada dua polisi lainnya, Aipda Dedi Raharjo dan Aipda Giyarto, yang berada di
dalam Ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
"Pelaku mengejar petugas
lalu pelaku berbalik dan menyerang anggota reskrim, yaitu Aipda Dedi Raharjo
dan Aipda Giyarto, yang ada di ruang PPA sambil berteriak 'Allahu Akbar...
Allahu Akbar...'," ujar Argo.
Rohandi menyerang dengan buas
hingga memecahkan pintu kaca dengan golok. Aipda Giyarto pun melepaskan
tembakan peringatan dengan harapan Rohandi menghentikan serangannya. Namun
tembakan peringatan itu tidak diindahkan Rohandi.
"Kemudian Aipda Giyarto
melumpuhkan pelaku dengan menembak pangkal lengan pelaku sehingga golok yang
dipegang pelaku terlempar dan pelaku dapat diamankan," ujar Argo.
Informasi mengenai penyerangan
itu pun diteruskan ke internal kepolisian. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88
Antiteror yang berjumlah kurang lebih 20 orang langsung merapat ke Polsek
Penjaringan dan kediaman Rohandi.
Sedangkan Rohandi langsung
diperiksa intensif. Belakangan setelah dicek latar belakangnya, Rohandi
terbebas dari dugaan keterlibatan dengan jaringan terorisme tertentu.
Lalu apa motifnya?
"Iya yang nyerang itu orang
yang sedang depresi," ujar Kapolsek Penjaringan AKBP Rachmat Sumekar.
Rohandi mengaku depresi lantaran
penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Pria yang membabi-buta menyerang
polisi itu mengaku menderita penyakit getah bening.
"Dia mau bunuh diri, nggak
berani bunuh diri, akhirnya dia nyerang polisi dengan harapan mau ditembak
mati," ucap Rachmat.
Menurut Rachmat, Rohandi tidak
berniat melukai polisi tetapi hanya menakut-nakuti dengan golok dengan harapan
ditembak mati. Namun niat Rohandi itu tidak terlaksana lantaran berhasil
dilumpuhkan.
Dari pemeriksaan itu, polisi
menetapkan Rohandi sebagai tersangka. Sedangkan perkaranya ditangani Polres
Jakarta Utara. Selain itu, kondisi kejiwaan Rohandi juga bakal dicek.
"Kita jadwalkan untuk
periksa kejiwaannya karena kan dari pihak keluarga mengatakan dia ada
depresi," kata Kapolres Jakarta Utara Kombes Reza Arief.
Bila nantinya Rohandi positif
mengalami gangguan jiwa, kepolisian menyerahkan keputusan proses hukum pada
Pengadilan Negeri Jakarta Utara. "Nanti kan itu pengadilan yang menentukan
dia mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya atau tidak. Kalau nggak kan dia
nanti dimasukkan ke rumah sakit jiwa misalnya," imbuh Reza.