Suka Duka Pedagang
Gelang di Pantai Kuta
HARIAN44 - Semakin siang jumlah
turis yang berdatangan ke Pantai Kuta, Bali makin ramai. Meski begitu, belum
semua pedagang kebagian rezeki.
Salah satunya Wayan Asmini (42).
Dia terlihat duduk beristirahat di dekat pintu gerbang Pantai Kuta, sementara
beberapa pedagang lain terlihat asyik mengobrol satu dengan lainnya.
Wayan sudah menjajakan dagangannya
sejak pukul 10.00 Wita, tapi belum ada dagangannya yang terjual. Baru siang
hari ada temannya yang meminjam dagangan menyetorkan keuntungan dari penjualan
gelang.
"Sehari kadang laku 10 atau
5 nggak mesti. Kadang nggak dapat sama sekali. Kadang gelang modal 20 saya jual
Rp 40-50 ribu, ada juga harga satu Rp 5 ribuan-10 ribu/tiga," terangnya
kepada HARIAN44, Jumat (16/11/2018).
Wayan mengaku sudah berjualan
sejak 1995. Dia memang lebih suka berdagang ketimbang ikut orang.
"Sudah dari dulu jualan di
sini 23 tahun, nggak punya kerjaan lain. Di sini nggak ada yang ngatur. Kalau
kerja di hotel kan full seminggu paling satu kali libur," tuturnya.
Dia bercerita, Pantai Kuta paling
ramai dikunjungi wisatawan pada sore hari. Wayan mengaku lebih banyak cerita
duka daripada suka selama berjualan.
"Kayaknya banyakan keselnya,
kadang (saya) nawarin (turis) nggak mau tapi sama yang lain mau. Kadang ngerasa
bodoh, kadang ada rezeki kita tolak. Pernah dulu saya bilang Rp 100 ribu, tapi
dikasih uang USD 1 dollar saya pegang saja, turisnya batal beli," cerita
Wayan.
Kisah para pedagang ini, kadang
luput dari perhatian kita saat liburan ke Bali. Pantai Kuta memang penuh
cerita, dari para manusia yang hadir di sana.