Tanaman Bonsai
Menjadi Primadona Di Surabaya Harganya Mencapai 1 Milliar
HARIAN44 - Festival Bonsai
Nusantara 2018 tengah diselenggarakan di halaman Balai Kota Surabaya. Namun ada
satu bonsai yang menarik perhatian pengunjung karena nilainya yang selangit,
yaitu mencapai Rp 1 miliar.
Bonsai dari jenis pohon kimeng
atau Ficus microcarpa dari Taiwan ini disebut milik seorang kolektor dari
Jakarta. Usianya sendiri ditaksir mencapai 100 tahun lebih.
Wakil Ketua Festival Bonsai
Surabaya Jarot Nugroho mengatakan, bonsai kimeng masuk kategori bonsai berusia
tua dengan ukuran large (besar). Pohon ini diketahui banyak tumbuh di dataran
tinggi dan diyakini berasal dari Cina dan Taiwan.
"Batang yang sudah sebesar
itu tidak diperoleh dengan waktu singkat. Kemudian akarnya kalau dalam bahasa
bonsai sudah memohon (sudah menjadi pohon). Dan proses itu tidak bisa singkat.
Paling tidak minimal 35 sampai 45 tahun," kata Jarot kepada HARIAN44,
Kamis (19/11/2018).
Hal ini juga diakui Ketua Panitia
Festival Bonsai Nusantara 2018, Heri Gimbal. Menurutnya, semakin tua usia
bonsai, maka biasanya harganya menjadi semakin mahal.
"Yang membuat mahal dia
sudah melewati tahapan seksama. Unsur ketuaannya, total perform, masalah
dimensi, perspektif keseimbangan, dan semua unsur-unsur total secara estetika
sudah memenuhi atau belum," bebernya.
Kendati demikian, Heri
mengungkapkan bonsai bernilai selangit belum tentu bisa menang jika
diikutsertakan dalam kompetisi. Sebab di kalangan komunitas bonsai, harga
bukanlah suatu ukuran.
"Yang Rp 3 miliar juga ada.
Cuma di komunitas kita memang nggak terpacu dengan harga itu. Justru pemenangnya
malah harganya tidak terlalu tinggi. Karena harga tinggi tidak sekaligus akan
juara," terang Heri.
Selain bonsai senilai Rp 1 miliar
tersebut, ada sekitar 350 bonsai cantik lainnya yang dipamerkan di Surabaya.
Bonsai-bonsai ini merupakan milik 200 kolektor yang didatangkan langsung dari
Bali, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan dan pulau lainnya.
Namun Heri menegaskan, seluruh
bonsai yang ditampilkan dalam pameran berskala nasional ini bukan bonsai
sembarangan. Bahkan untuk bisa tampil dalam festival ini, bonsai-bonsai
tersebut harus diseleksi ketat oleh kurator. Dari situ akan ditentukan apakah
bonsai itu layak atau tidak untuk dipamerkan.
"Kita pajang di sini melalui
seleksi yang ketat, ada sistem kurasi melalui kurator kita layak tidaknya
dipamerkan," tandasnya.
Dari ratusan bonsai kemudian juga
telah terpilih 9 bonsai yang dinominasikan menjadi bonsai terbaik.
Bonsai-bonsai itu dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu large, medium dan
small.
Dari kategori large terpilih 3
bonsai terbaik, di antaranya bonsai beringin, bonsai santigi dan bonsai
beringin arjuna. Sementara dari kategori medium dipilih bonsai cemara udang,
bonsai santigi medium, dan hoktiante. Sedangkan untuk kategori small terpilih
bonsai serut batu karang dan dua bonsai anting putri.
Setelah terpilih, 9 bonsai
terbaik itu kini ditempatkan tersendiri di jajaran paling depan setelah pintu
masuk pameran. Nantinya bonsai-bonsai ini akan dipilih salah satu untuk menjadi
yang terbaik dalam penutupan acara yang berlangsung pada tanggal 2 Desember
mendatang.
Penasaran ingin melihat
bonsai-bonsai cantik tersebut? Pameran dibuka setiap hari hingga pukul 18.00
WIB. Pengunjung juga tidak dikenakan biaya untuk bisa menyaksikan bonsai-bonsai
tersebut.