Tsunami Selat Sunda Jadi PR Kepala BNPB Baru
Jakarta - Letjen Doni Monardo
yang akan dilantik sebagai Kepala BNPB yang baru akan langsung menghadapi
sejumlah tugas. Doni harus melanjutkan tugas rehabilitasi pascagempa di Sulteng
hingga penanganan pasca tsunami di Selat Sunda.
"Banyak capaian dan prestasi
BNPB selama kepemimpinan Pak Willem. Tentu semua itu bisa dilanjutkan dan
dikembangkan. Banyak tugas yang harus diselesaikan Kepala BNPB yang baru nanti
seperti relokasi dan penanganan pengungsi erupsi Gunung Sinabung, rehabilitasi
dan rekonstruksi pascagempa di NTB dan Sulawesi Tengah, penanganan darurat dan
pascabencana tsunami Selat Sunda, meningkatkan mitigasi bencana dan pengurangan
risiko bencana, dan lainnya. Jadi bukan darurat saja tapi juga pra bencana dan
pascabencana," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo
Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Selasa (1/1/2019).
Baca juga: Dilantik Besok, Letjen
Doni Monardo akan Jadi Kepala BNPB yang Baru
Doni akan menggantikan Willem
Rampangilei. Doni akan dilantik Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu
(2/1).
"Fungsi BNPB sangat
strategis karena BNPB memiliki fungsi koordinasi, komando dan pelaksana dalam
penanggulangan bencana, baik tahap pra bencana, tanggap darurat dan
pascabencana. Itu semua diatur dalam UU No 24/2007 tentang Penanggulangan
Bencana dan PP No 21/2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,"
tutur Sutopo.
Sutopo mengatakan, tugas menjadi
Kepala BNPB tidaklah mudah. Sebab, Indonesia berada di wilayah yang rawan
bencana secara geografis.
"Tidak mudah mengemban tugas
sebagai kepala BNPB itu. Sebab bencana itu multi disiplin, multi sektor dan
kompleks. Apalagi Indonesia berada di daerah ring of fire, daerah tropis,
kepulauan dan sebagai laboratorium bencana. Bencana adalah keniscayaan. Pasti
terjadi bencana setiap tahunnya, rata-rata hampir 2.500 kejadian bencana setiap
tahun. Apalagi budaya sadar bencana dan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan
pemda masih rendah. Jutaan masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana
dengan kemampuan mitigasi yang masih minim," jelas Sutopo.