89 Orang Tewas, 159 Luka dan 74 Masih Hilang Akibat Banjir di Sentani

http://harian44.blogspot.com/
HARIAN44 - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 89 orang meninggal akibat di terjang banjir di Sentani, Jayapura, Papua. Sementara, 159 orang lainnya mengalami luka-luka.
"Sebanyak 159 orang luka-luka yang terdiri dari 84 orang luka berat dan 75 orang hanya luka ringan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa 19 Maret 2019.

Dari 89 orang itu, Posko Induk Tanggap Darurat mencatat 82 korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura. Yang diantaranya 7 korban tewas akibat tanah longsor di Ampera, Kota Jayapura.

Sutopo menambahkan jumlah korban hilang sesuai laporan dari keluarga dan masyarakat sebanyak 74 orang. Yaitu 34 dari Kampung Milinik, 20 dari BTN Gajah Mada, 7 dari Komplek Perumahan Inauli, 4 dari Kampung Bambar, 2 dari BTN Bintang Timur, 1 dari Sosial, 1 dari Komba, dan 3 dari Taruna Sosial.

Selain itu terdata 350 rumah, 3 jembatan, 8 unit drainase, 4 jalan, 2 gereja, 1 masjid, 8 sekolah, 104 ruko, dan 1 unit pasar mengalami rusak berat akibat banjir.

Sutopo mengatakan 1.613 personel tim gabungan dari 23 instansi dan lembaga masih melakukan penanganan darurat terhadap bencana banjir bandang itu. Jumlah korban terus bertambah mengingat luasnya wilayah yang mengalami bencana.

Dapur umum, pos pelayanan kesehatan dan posko sudah didirikan. Namun masih diperlukan beberapa kebutuhan yang masih belum memadai seperti MCK, air bersih, permakanan, matras, selimut, pakaian layak, genset, peralatan dapur, psikososial, dan sebagainya.

Jumlah pengungsi terus bertambah. Banyak masyarakat yang memilih tinggal di pengungsian karena trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan. Akibatnya di beberapa titik pengungsian kelebihan pengungsi.

Tercatat ada 6.831 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian. Pengungsi masih memerlukan bantuan kebutuhan dasar. Sebaran dari 6.831 pengungsi adalah:

1. BTN Bintang Timur: 600 orang.
2. BTN Gajah Mada: 1.450 orang.
3. Doyo Baru: 203 orang.
4. Panti jompo: 23 orang.
5. HIS Agus Karitji: 600 orang.
6. Siil: 1.000 orang.
7. Gunung Merah (Posko Induk): 1.391 orang.
8. Asrama himles: 50 orang.

pokerjingga.me

9. Kompi D: 108 orang.
10. Puspenka Hawai: 123 orang.
11. Yayasan Abdi Nusantara: 900 orang.
12. Kampung Netar: 43 orang.
13. Permata Hijau: 120 orang.
14. Panti Jompo: 23 orang.
15. Rindam: 220 orang.

Kepala BNPB Doni Monardo memimpin langsung rapat kordinasi sekaligus evaluasi terhadap penanganan bencana banjir bandang yang terjadi di Sentani di Jayapura. Doni mengatakan hal yang paling penting saat ini adalah mengelola para pengungsi dan jangan sampai ada yang mengeluh.

"Kita akan memenuhi antara lain air bersih, MCK, selimut, dan matras. Logistik, makan dan bantuan-bantuan lainnya akan terus ditambah dari bantuan berbagai pihak. Unsur relawan, TNI dan Polri akan disiagakan disetiap titik pengungsian. Anak-anak yang paling diutamakan, jangan sampai ada yang sakit di pengungsian" kata Doni.

Selama masa tanggap darurat selama 14 hari, setiap hari akan ada rapat koordinasi untuk mempermudah evakuasi dan penanganan yang efektif. "Setiap hari, pukul 20.00 WIT akan ada rapat kordinasi di kantor Bupati Jayapura yang dipimpin Kalaksa BPBD Pemprov Papua" ujar Doni.

Kepala Basarnas Bagus Puruhito megatakan akan terus membantu dalam pencarian orang hilang dan akan mengecek dan meningkatkan pencarian korban. "Kami juga membutuhkan peralatan berat (eksavator) untuk evakuasi dan pencarian korban" ujarnya.