Pemerkosa dan Pembunuh Calon Pendeta Mengaku Panik Karena Topeng Ditarik

http://harian44.blogspot.com/
HARIAN44 - Dua pelaku pemerkosaan dan pembunuhan wanita calon pendeta di kebun sawit, Sumatera Selatan, sudah ditangkap. Apa pengakuan dari pelaku?


Saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel, Pada Kamis 28 Maret 2019, kedua pelaku, "Nang" yang berumur 20 tahun dan "Hendri" yang baru berumur 18 tahun, terlihat meringis kesakitan. Keduanya ditembak karena melawan saat di lakukannya penangkapan.

Sebagai otak pelaku, Nang menceritakan secara perlahan awal terjadinya kejahatan. Pria bertubuh kurus itu mengaku dirinya jatuh cinta kepada korban si calin pendeta tersebut, namun dia tidak berani untuk mengungkapkannya.

"Aku suka sama dia, tapi nggak berani bilang. Waktu aku lihat dia keluar, aku ikutin sama Hendri, jadi yang ngajak Hendri dari mes ya aku," kata Nang, yang sambil menahan sakit bekas tembakan.

Karena menunggu korban pulang terlalu lama, Nang mengajak Hendri kembali ke mes untuk men-charge handphone. Tidak lama kemudian, mereka melihat ke arah rumah korban.

"Aku lihat si korban ini belum pulang ke rumah. Aku ajak Hendri ke kebun sawit untuk menghadang. Tujuan awalnya itu mau bersenang-senang, hanya memperkosa," kata Nang.

pokerjingga.me

Setiba di lokasi, pelaku menutup wajah dengan kain. Mereka menghadang dan sudah mempersiapkan kayu balok. selang beberapa saat kemudian, korban pun melintas dan mereka langsung memalangkan kayu.

Korban yang saat itu bersama seorang anak berusia 9 tahun pun berhenti. Dia sempat berencana memutar balik, tapi keburu ditangkap pelaku dan langsung disekap.

Selanjutnya sang calon pendeta dibawa ke area semak-semak. Tangan korban diikat dengan karet ban. Mereka berusaha memerkosa korban, tapi korban terus memberontak.

"Pas dibuka itu, korban juga melawan dan narik penutup wajah Hendri," kata Nang, yang bekerja sebagai tukang panen di kebun sawit tersebut.

Penutup wajah atau topeng kain yang dikenakan Hendri terlepas, wajahnya pun terlihat. "Karena panik, Hendri menahan leher si korban," imbuh Nang. karena kesulitan untuk bernafas akibat cekikan dari sang pelaku akhirnya korban pun tewas.