BMKG Menghimbau Para Pemudik Waspada Dengan Dehidrasi


Harian44 - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau biasa disebut dengan (BMKG) mengimbau kepada masyarakat yang akan mudik pada Lebaran tahun 2019 ini untuk mewasdapadai dehidrasi. Hal ini tidak lepas hingga akhir Mei dan pada awal Juni ini sudah memasuki musim kemarau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, bahwa suhu di musim kemarau ini bisa melebihi dari 30 derajat celcius. Tentu pada suhu tersebut bisa membuat dehidrasi bagi para pemudik yang berjalan pada saat siang hari.

"Yang kami khawatirkan adalah dehidrasi. Beberapa hari lalu saja panas yang mencapai 34 derajat Celcius padahal belum puncak kemarau," kata Dwikorita di Jakarta, Selasa (28/5).

Selain dehidrasi yang perlu diwaspadai oleh pemudik antara lain debu dan juga udara kotor yang naik ke atas karena kemarau, sehingga bisa mengganggu pada jarak pandang anda. Terlebih debu dan udara kotor juga bisa menyebabkan infeksi di saluran pernapasan anda atau biasa disebut ISPA.


Baca Juga : Seluruh Kantor TransJakarta Sudah Kembali Seperti Biasa Setelah Aksi 22 Mei


"Ini sudah mau masuk musimnya jadi kekhawatiran akan dehidrasi ini harus diantisipasi mungkin di tempat istirahat perlu cukup adanya ketersediaan air, atau membawa bawa bekal air sendiri dan juga debu ini bisa menyebabkan ISPA," kata si Dwikorita.

Dwikorita menambahkan untuk para pemudik juga harus mewaspadai kondisi mudah terbakar akibat kekeringan. Dia pun mengimbau untuk para pemudik tidak membuang puntung rokok dengan sembarangan, terutama di daerah jalur mudik.

"Kita perlu mengantisipasi atas potensi tersebutm meski ini masih awal musim kemarau," katanya.

Pada akhir Mei akan memasuki Juni bersamaan dengan arus mudik Lebaran berlangsung, sebagian besar wilayah Indonesian sudah memasuki musim kemarau.

Untuk wilayan ini yang sudah dimasuki musim kemarau tersebut yaitu antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Palembang, Lampung, dan juga sebagian Jawa bagian tengah memanjang dari perbatasan Jawa Barat, Jawa Tengah sampai perbatasan Jawa Timur.

Namun, lanjut kata Dwikorita, masih ada beberapa zona tertentu seperti Maluku, Papua di sekitar Puncak Jayawijaya, Papua Barat bagian tengah curah hujan yang masih cukup tinggi. Bahkan dari analisis BMKG di daerah-daerah tersebut bisa berpotensi banjir.

Begitu juga dengan sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan sebagian Sulawesi Utara yang curah hujannya masih sangat tinggi, sehingga masih ada potensi banjir dan tanah longsor.