Jakarta Rusuh Setelah Pengumuman Hasil Pilpres 2019, Siapa Otaknya?


 http://harian44.blogspot.com/2019/05/jakarta-rusuh-setelah-pengumuman-hasil-pilpres-2019-siapa-otaknya.html

Harian44 - Suasana tegang menyerbu wilayah Tanah Abang di Jakarta Pusat pada Selasa pagi (22/5/2019). Suara gas air mata dan petasan meredam di tengah bentrokan antara kerumunan dan polisi.

Polisi nasional mengatakan kerusuhan dipicu oleh massa yang asalnya tidak jelas. Sekitar pukul 23:00 waktu setempat, mereka bertindak anarkis di depan gedung Bawaslu. Pagar keamanan rusak, petugas diprovokasi.

"Para pengunjuk rasa kemudian didorong ke Jalan Sabang dan Wahid Hasyim, mereka tidak kooperatif, mereka menyerang para petugas, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan batu, petasan besar," kata kepala polisi. Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian, Inspektur Muhammad Iqbal, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (22/5/2019).

Para petugas memukul mundur massa sampai mereka dalam kekacauan. Pada 22 Mei, pengunjuk rasa berlarian di sekitar Jalan Sabang dan jalan-jalan sempit yang mengelilinginya.

Kemudian pada jam 3 pagi, 200 lebih banyak orang muncul. Mereka yang diduga datang dari luar Jakarta bertemu di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat. "Diduga ini sudah disiapkan dan diberlakukan," kata Iqbal.

Petugas polisi, dibantu oleh tokoh masyarakat dan tokoh FPI, kemudian menghubungi massa. Namun tak lama kemudian kerumunan orang menuju asrama Brimob di Petamburan.

"Mereka menyerang asrama dengan batu, molotov, petasan, botol, piket di asrama dan mereka dipecat dengan gas air mata," kata Iqbal.

Menerima serangan gas air mata, orang banyak menarik daripada memasuki asrama Brimob. Mereka merusak properti orang dan membakar kendaraan yang diparkir.


"Ada 11 mobil rusak, dengan variasi kerusakan, 14 mobil terbakar, truk Dalmas, mobil Dalmas dan 11 unit mobil umum," kata Iqbal.

Kerusuhan di Jakarta telah membunuh dan bahkan mati. Tetapi polisi nasional menyelidiki terlebih dahulu kasus ini.

"Ada sejumlah orang yang terluka dan diperiksa serta diselidiki, dan kami juga memeriksa jumlah orang yang meninggal," katanya.

Dini hari, kerusuhan berlanjut. Kekacauan demi kekacauan telah menyebar ke banyak tempat. Polisi mengkonfirmasi bahwa kerusuhan hari Selasa bukanlah bagian dari massa pertama.

"Segmen perdamaian pertama berakhir dengan baik, bahkan doa bersama, kedua, aksi anarkis langsung dari sekelompok orang yang menyerang," kata kepala polisi , Jenderal Tito Karnavian, di Kementerian Koordinasi Kebijakan dan Keamanan di Jakarta.

Sejauh ini, dalam kerusuhan di Jakarta, polisi telah mengamankan 101 orang. Saat ini, mereka diinterogasi di gedung Cabang Investigasi Kriminal Kepolisian Daerah Daerah Metropolitan Jaya.

Namun menjelang akhir aksinya, pada 22 Mei di Gedung Bawaslu di Jakarta, kerusuhan pecah lagi. Kerumunan menghancurkan pasukan keamanan di belakang kawat berduri dengan botol, kerikil, bambu dan barang-barang lainnya.

Kepala polisi pusat Jakarta Pusat, Harry Kurniawan, telah berulang kali meminta massa dan anggota mereka untuk tidak memprovokasi.

"Jangan tembak (gas air mata), jangan lakukan itu," teriak Harry melalui pengeras suara, Rabu (22/5/2019).


 http://pokerjinggalogin.com/

Tetapi kerumunan yang semakin keras tidak mendengarkan panggilan kepala polisi dan terus melempar batu ke polisi, botol dan bahkan petasan.

Beberapa kali, kepala polisi juga mengajukan banding ke Moh. Jumhur Hidayat, koordinator Gerakan Kedaulatan Nasional (GNKR). Jumhur adalah mantan kepala BNP2TKI.

"Pak Jumhur membantu kami, TNI-Polri juga bagian dari masyarakat," kata Komisaris Harry.

Panggilan itu dipanggil oleh Kamerad Harry setelah sekitar 20 menit. Kerumunan secara bertahap tenang dan kerusuhan mulai menurun. Ketika suasana mulai kondusif, kepala polisi berkata, "Terima kasih, Tuan Ustaz, atas keselamatan kami."