BMKG: Gempa Banten dari 7,4 Dimutakhirkan Jadi Magnitudo 6,9


harian44 - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memutakhirkan getaran gempa yang bermagnitudo 7.4 sudah terjadi gempa di Banten yang pada pukul 19.03 WIB. Gempa Banten yang sebelumnya tercatat 7,4 dimutakhirkan menjadi 6,9.

" BMKG juga sempat menyampaikan bahwa pada hari Jumat 2 Agustus 2019 pukul 19.03 WIB, wilayah Samudera Hindia di sebelah Selatan Selat Sunda, dari hasil analisis BMKG yang berkekuatan magnitude 7,4 yang selanjutnya mengecil dan dimutakhirkan menjadi 6,9," ujar Kepala BMKG Dwikorita dalam pertemuan pers di gedung BMKG, Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Episenter yang terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT atau lebih tepatnya itu berlokasi di laut pada jarak sejauh 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman laut 48 km. Gempa Banten yang terjadi tersebut di catat dengan berpotensi tsunami. Namun pada pukul 21.40, BMKG telah mengakhiri peringatan dini tersebut untuk seluruh wilayah Indonesia.


Guncangan yang terjadi di Banten hari ini dapat dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, dan juga sampai Denpasar, II MMI.

" Hingga sampai saat ini belum ada laporan dampak kerusakan bangunan atau hal lain yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," ucapnya.

Gempa Banten

Gempa yang telah terjadi dengan berkekuatan magnitudo 7,4 berhasil mengguncang wilayah Banten pada, Jumat (2/8/2019) sekitar pukul 19.03 WIB. Gempa yang berpusat di 147 km Barat Daya Sumur, Banten itu juga di nyatakan berpotensi tsunami.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan bahwa untuk wilayah Banten, Jawa Barat, Lampung, sampai dengan Bengkulu untuk mewaspadai terjadinya potensi tsunami. Hal itu dapat terlihat dari situs Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) milik BMKG.

Berikut ini adalah beberapa wilayah yang berpotensi terdampak tsunami akibat gempa Banten:


Pandeglang bagian selatan, Banten (Siaga).
Pandeglang, Pulau Panaitan, Banten (Siaga).
Lampung Barat, Pesisir Selatan, Lampung (Siaga).
Pandeglang bagian utara, Banten (Waspada).
Lebak, Banten (Waspada).
Tanggamus Pulau Tabuan, Lampung (Waspada).
Sukabumi, Ujung Genteng, Jawa Barat (Waspada).
Tanggamus bagian timur, Lampung (Waspada).
Lampung Selatan, Kepulauan Krakatau, lampung (Waspada).
Lampung Selatan kep. Legundi, Lampung (Waspada).
Lampung Barat, Pesisir Tengah, Lampung (Waspada).
Lampung Barat, Pesisir Utara, Lampung, (Waspada).
Bengkulu Utara, Pulau Enggano, Bengkulu (Waspada).
Kaur, Bengkulu (Waspada).
Lampung Selatan, Kepulauan Sebuku, Lampung (Waspada).
Bengkulu Selatan, Bengkulu (Waspada).
Serang bagian barat, Banten (Waspada).
Seluma, Bengkulu (Waspada).


Penyebab Gempa


Kepala dari Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKGDaryono menyatakan bahwa, dengan memperhatikan dari lokasi episenter dan juga dari kedalaman hiposenternya, untuk gempa yang terjadi kali ini merupakan jenis gempa dangkal yang terjadi akibat adanya deformasi bebatuan dalam Lempeng Indo-Australia.
" Hasil dari analisis mekanisme sumber menyebutkan bahwa gempa ini dapat terjadi akibat penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan juga naik, " ucap Daryono.

Twitter


Pantauan kami dari harian44 di Twitter juga menunjukkan bahwa, dari tagar #gempa, kata " Banten " dan " Kerasa " telah menempati tempat daftar yang trending topic di dunia per pukul 20.11 WIB. Tagar #gempa itu juga menduduki peringkat pertama dengan jumlah twit sekitar 144.000.

Peta social media dari monitoring tool Trendsmap menunjukkan bahwa, twit dengan tagar #gempa kebanyakan berasal dari pengguna Twitter yang terjadi di kota-kota seperti di pulau Jawa. Mereka antara lain ada  yang berasal dari Bandung, Bogor, Depok, Tangerang, dan Jakarta. Serta kota-kota lainnya yang juga termasuk seperti Lampung.


Ada juga twit yang terkait gempa Banten terpopuler, juga menurut dari  Trendsmap, merupakan twit yang berasal dari sebuah akun resmi Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (@InfoHumasBMKG) serta akun resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (@BNPB_Indonesia).