Harimau Sumatra Berhasil Kembali ke Hutan Usai Panjat Pagar Chevron di Siak


harian44 - Aktivitas dari karyawan PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) Minas, Siak, di Gathering Station 5 setelah datangnya seekor Harimau Sumatra kembali berjalan normal seperti semula. Meski demikian, para petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau juga masih di lokasi mendampingi para karyawan bekerja.

Terkait dari keberadaan sang Harimau Sumatra yang berusaha untuk menerobos pagar pada Rabu pagi, 7 Agusutus 2019, tidak terlalu terpantau lagi. Satwa belang itu juga telah kembali ke hutan setelah melompati pagar yang memiliki tinggi sekitar dua meter.

Menurut dari Kepala Bidang II BBKSDA Riau Heru Soetmantoro, harimau itu sebelumnya sudah melompati pagar terlebih dahulu dengan memanjatnya. Memanjat itu bukanlah hal yang sulit bagi harimau apalagi dengan ukuran pagar tersebut.

" Anjing saja kalau ada pagarnya cuma dua meter bisa manjat, apalagi kalao harimau," sebut Heru dikonfirmasi di Pekanbaru, Kamis siang, 8 Agustus 2019.

Sejak turunnya dia ke lokasi pada Rabu siang, Heru bersama beberapa personel BBKSDA dan juga karyawan PT CPI juga sudah mengecek sejumlah pagar dan semak-semak di areal operasi sekitar perusahaan minyak tersebut.

Dari beberapa pagar, para petugas juga ada menemukan jejak harimau yang sempat terekam pada kamera dan videonya viral di media sosial. Jejak dari harimau juga ditemukan di semak dan lalu menghilang di pagar yang berbatasan dengan hutan.

Bukan Disebabkan Kebakaran Lahan


Menurut bapak Heru, seekor harimau sudah masuk ke perusahaan minyak asal dari Negara Amerika itu bukan karena hanya ada kebakaran hutan dan lahan. Pasalnya, di sekitar lokasi tersebut juga tidak ditemukan titik api ataupun kabut asap dari hasil kebakaran lahan.

" Di Siak memang sudah ada kebakaran lahan, tapi jauh sekali dari Minas. Kalau ada kebakaran di Indragiri Hilir mungkin saja sudah bisa membuat seekor harimau itu terbakar,"  kata Heru.

Heru juga menjelaskan bahwa, harimau yang berasal dari taman hutan raya (Tahura) yang memiliki jarak 12 kilometer dari lokasi. Sementara di areal itu juga telah diduga termasuk dari jalur perlintasan seekor harimau dalam suatu waktu.

Sama dengan seekor gajah liar di Tahura, harimau yang dalam waktu akan melintasi jalur yang sama itu. Hanya saja sampai saat ini tidak pernah kelihatan karyawan karena harimau liar tersebut selalu bersembunyi ketika melihat manusia.


Ketika melintasi di sekitar areal, lanjut Heru, harimau yang tadi diduga melihat satwa lain seperti babi hutan, segera mengejarnya untuk dijadikan santapan. Kemudian, diduga harimau tersebut berniat untuk keluar lagi dari areal perusahaan.

" Ketika dia ingin keluar itu, terlihat manusia karena melintasi jalan menuju pagar ," kata Heru.

Saat melihat sebuah mobil yang lewat, harimau yang tadi itu berusaha untuk menghindar. Satwa yang satu ini juga diduga telah mengalami stres karena klakson yang dibunyikan pengendara untuk mengusirnya.

" Makanya ia berusaha mendobrak pagar, lalu berlarian ke jalan. Sebetulnya hal itu dapat dialami karena harimau cenderung malah menghindari manusia," kata Heru.

Kejadian Pertama Kali


Heru juga sempat menerangkan, bahwa untuk kejadian harimau yang telah memasukki ke areal karyawan bekerja baru pertama kali terjadi. Namun demikian, bukan berarti kalau harimau tersebut tidak pernah melintas di sana.

" Kamera trap yang dipasang juga tak sengaja merekam penampakan se ekor harimau itu ," ucap Heru.

Selama ini, harimau yang ada di Tahura, telah hidup berdampingan dengan se ekor gajah dan jarang muncul melihatkan belang. Juga tidak adanya laporan bahwa menyebut harimau berulah masuk ke pemukiman ataupun kebun yang ada di masyarakat sekitar Tahura.

Beda dengan gajah yang ada di sana, setiap tahun selalu dilaporkan bahwa telah masuk ke pemukiman dan juga terkadang juga sampai ke areal PT CPI. Setelah makan secukupnya, gajah itu kembali lagi ke Tahura untuk melanjutkan perjalanan dalam lintasannya.


"Dan selama ini, tidak ada laporan kehilangan ternak ataupun peliharaan warga di pemukiman diterkam harimau. Artinya harimau masih berburu di hutan karena masih banyak satwa mangsa," sebut Heru.

Untuk karyawan di PT CPI, Heru meminta tidak beraktivitas sendirian. Pada malam harinya, karyawan diminta memakai penerangan memadai dan saling berkomunikasi jika melihat harimau.


"Sementara ada anggota BBKSDA di sana mendampingi, ada delapan orang," jelas Heru.