Kronologi Penyerangan Anggota Polsek Wonokromo oleh Terduga Teroris
Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung juga mengatakan bahwa sekitar pukul 16.45 WIB, pelaku sedang berpura-pura sebagai pelapor di tempat SPKT. Namun, tidak dapat menjelaskan begitu jelas apa yang ia laporkan . Ketika tidak lama melakukan laporan lalu pelaku tiba - tiba langsung menyerang korban dengan senjata tajam sampai mengenai tangan dan kepala, Dan hal tersebut terjadi pada hari Sabtu ini.
Harian44 - juga mengatakan Bahwa korban Aiptu Agus Sumartono masih dapat diselamatkan. Dan saat ini polisi bernama Aiptu Agus Sumartono sedang berada UGD RS Bhayangkara. Kiranya Korban sudah mengalami luka di tangan, pipi sebelah kanan, dan kepala bagian belakang tentunya.
Ketika pada saat itu polisi sudah berhasil mengamankan pelaku, Dan polisi juga menemukan barang bukti yaitu satu buah pisau , satu buah celurit, satu buah ketapel dengan amunisi kelereng, satu senpi gas gun hitam, satu buah kaos warna hijau, satu tas ransel hitam dan dua lembar kertas fotocopy bertuliskan laillahhaillallah.
Baca juga : Terjadi Kerugian Dalam Jumlah Besar, Miliarder Hong Kong Ingin Demo Akbar Segera Berakhir
Kiranya pelaku yang menyerang anggota Polsek Wonokromo pada saat ini sudah dibawah oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. "Sementara diduga melakukan amaliyah. Indikator amaliyah itu dari perkataan yang disampaikan pelaku tadi.
Dan pihak polisi juga menegaskan, mereka dan pihaknya sedang menyelidiki secara menyeluruh. "Pelaku penyerangan itu perseorangan tersebut .
Berdasarkan data yang dihimpun, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri membawa seorang perempuan berinisial F, yang diduga istri dan dua anak pelaku. Hal itu dilakukan usai mengembangkan penyidikan di rumah kos pelaku yang berlokasi di jalan Sidosermo IV gang I nomor 10 A, Surabaya.
IM diketahui, 10 hari lalu berangkat dari tempat tinggalnya di Sumenep menuju ke rumah kos di Surabaya, dengan menggunakan angkutan umum bus. Pelaku yang menyerang anggota Polsek Wonokromo dikenal pendiam dan jarang berkomunikasi dengan warga sekitar. Bahkan akhir-akhir ini, pelaku terlihat makin keras tentang pemahaman keagamaannya.