harian44 - Direktur Utama dari Blue Bird, Noni Purnomo, sudah
mulai dalam mengajak para masyarakat agar untuk tidak takut dengan naik layanan
taksi listrik atau e-taxi yang di miliki Blue Bird di Bandara Soekarno Hatta.
Dia pun juga mementahkan adanya kecemasan seperti mobil mati ketika terjebak di
kemacetan Jakarta.
" Enggak akan mati di tengah jalan, karena mobil yang
satu ini sudah kita pilih yang pasti bisa jalan sejauh 400 kilometer, sedangkan
dalam rata-rata taksi biasanya hanya 200-an kilo," ucap Noni pada Minggu
(8/9/2019) di Jakarta.
Butuh sekitar dua jam untuk bisa mengisi penuh mobil
listrik ini. Hal lain yang ia sanggah adalah adanya ketakutan bahwa mobil
listrik akan mogok saat banjir. Noni juga menilai semua jenis mobil yang akan
mengalami hal sama ketika menghadapi banjir.
Saat ini Blue Bird sedang melakukan pilot project mobil
listrik untuk mendukung program dari pemerintah dalam mengurangi emisi CO2. Serta
untuk E-taxi pun juga ikut turut mengurangi polusi suara.
" Begitu juga dengan presiden yang saat ini sedang mencanangkan
keinginan untuk menurunkan emisi gas buang, maka kita juga akan segera membuat
pilot project. Makanya justru harus ada pilot project-ini lah yang orang kalau
enggak ngerti enggak sayang. Makanya supaya coba dulu, pakai dulu, dan akan buktikan,",
kata Noni.
Perusahaan telah menyediakan 25 buah mobil BDY untuk di gunakan
untuk layanan Blue Bird dan empat Tesla untuk Silver Bird. BDY serta Tesla ini dipilih
Blue Bird karena mobil penggunaannya sudah teruji di negara lain. Noni ini juga
menyebut adanya unsur keamanan menjadi prioritas utama dalam pemilihan e-taxi.
Untuk pengguna juga bisa langsung memesan mobil listrik ini
ketika baru tiba di Terminal 3 Soekarno Hatta, atau mereka juga langsung bisa
memesan pelayanan gratis lewat situs resmi Blue Bird dengan syarat penumpang
mau ikut menanam pohon bersama WWF. Program itu yang bernama One Ride One Seed.
Bluebird Luncurkan Armada Taksi Mobil Listrik
Bluebird telah meluncurkan mobil tenaga listrik dengan
tipe BYD e6 A/T yang sebanyak 25 unit serta untuk mobil Tesla Model X 75D A/T ada
sebanyak 4 unit.
Peluncuran ini telahdiresmikan oleh Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi, Menteri Energi, Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan juga Kepala Badan
Ekonomi Kreatif Triawan Munaf di Kantor Pusat Bluebird, pada hari Senin
(22/4/2019).
Luhut menyatakan bahwa untuk pemerintah yang mendukung
upaya Bluebird sebagai penyedia mobil taksi asli Indonesia yang sudah berinovasi
untuk lingkungan sekaligus juga dalam meningkatkan kualitas layanan dan
kenyamanan bagi pelanggannya.
" Segala upaya dari anak bangsa yang memiliki tujuan
untuk membanggakan Indonesia harus selalu kita dukung, termasuk salah satunya dari
Bluebird," ucapnya di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Mobil listrik yang telah diluncurkan dan digadang akan
membantu menghijaukan lingkungan Indonesia kita ini. Direktur PT Blue Bird, Tbk
Andrianto Djokosoetono menyatakan bahwa dalam pengoperasian mobil listrik ini kita
juga bisa memberikan nilai tambah di sektor lainnya.
" Sustainability merupakan salah satu fokus bisnis
Bluebird. Dalam pengoperasian e-taxi ini selain mendukung pelestarian
lingkungan ada juga mendukung program ketahanan dan membuat bauran energi
nasional, program pengurangan penggunaan dan yang subsidi BBM serta dalam program
pengurangan emisi gas buang yang dilaksanakan pemerintah," katanya.
DEN Paparkan Alasan RI Masih Belum Bisa Pakai Mobil
Listrik
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi,
mengaku bahwa ia tidak setuju terkait upaya mendorong masuknya mobil listrik
secara besar-besaran ke dalam Indonesia. Salah satunya lewat pembebasan bea dalam
memasukkan mobil listrik.
" Saya juga termasuk yang tidak setuju apabila adanya
mobil listrik telah dibebaskan pajaknya masuk ke Indonesia ini," katanya,
dalam pameran ' The 7th Edition of INAGREENTECH 2019 ', JI-Expo Kemayoran,
Jakarta, pada Kamis (4/4/2019).
Jika mobil listrik ini segera dibebaskan dari pajaknya,
harga jual mobil listrik tentu akan menjadi murah dan bisa dibeli oleh para masyarakat.
" Untuk harga mobil listrik mungkin akan menjadi murah, Rp 60 juta, Rp 70
juta saja sudah bisa dapat. Kita semua bisa mendapatkan mobil tersebut," ucap
Dalimi.
Namun, yang menjadi adanya persoalan adalah bahwa untuk PLN
yang kini sudah sebagai produsen listrik, kata dia, masih belum mampu dalam memasok
listrik untuk kebutuhan mobil listrik tersebut.
" Bayangkan jika kita sudah gunakan mobil listrik
semua, pada malam hari kalo kita charge, PLN belum siap untuk
menanggungnya," lanjutnya.
Perusahaan listrik pelat merah tersebut saat ini memang
memiliki kelebihan pasokan listrik. Akan tetapi, hal tersebut hanya terjadi di
pulau Jawa. Selain itu, kelebihan pasokan tersebut sudah terserap semuanya oleh
industri.
" Saat ini PLN memang sudah memiliki kelebihan
pembangkit tapi itu hanya ada di pulau Jawa dan itu juga akan saat industri
sudah berkembang lagi itu ( kelebihan pasokan listrik ) pasti akan
kurang," lanjut dia.
" Jadi adanya kelebihan yang sementara tidak bisa
dijadikan kebijakan dalam menerapkan mobil listrik besar-besaran di Indonesia
kita," ia menambahkan.