Masalah Integrasi Malah Menjadi Penyebab Investasi yang Ada di Indonesia Kalah dari Vietnam


harian44 - Presiden Jokowi telah mencatat sebanyak 33 perusahaan yang keluar dari China yang ada memilih untuk berinvestasi di Malaysia, Thailand, dan juga Kamboja. Dia meyakini bahwa adanya persoalan serius sehingga untuk para investor tak ada yang berinvestasi di Indonesia.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan bahwa, untuk integrasi adalah sebuah kunci yang di mana bisa di gunakan untuk menarik investor agar mau berinvestasi. Selama ini infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah juga masih belum cukup mendongkrak investasi karena kurangnya integrasi antara produksi dan pasar.

" Kuncinya integrasi tersebut. Jadi memanfaatkan dekat dengan pusat investasi. Tapi kalau kemarin tidak dibangun infrastruktur kan hanya akan mempersulit terintegrasi. Kita sudah punya modal. Walau masih kurang, tapi apa yang kita bangun harus dioptimalkan dengan pusat produksi serta peningkatan SDMnya," ucap Heru di Grand Sahid, Jakarta, Senin (9/9).


Dalam menjalankan investasi tersebut, infrastruktur yang ada menghubungkan segala elemen akan menjadi faktor utama. Hal ini akan dapat menentukan apakah produk yang dihasilkan kompetitif dan berdaya saing. Tanpa adanya infrastruktur yang terintegrasi maka, produk yang dihasilkan akan mahal dan akan mati dipasaran.

" Para investor yang ingin berinvestasi ke suatu negara tentu saja ingin memastikan bahwa adanya investasi ini akan berdayaguna secara efektif. Dan salah satu faktor penentu adalah dimana infrastruktur kalau infrastruktur itu tidak mendukung maka investasi akan menjadi investasi yang kosong saja," ucapnya.

" Misalnya seperti transportasi, logistik dan itu akan membuat yang namanya produk itu menjadi tidak kompetitif dan itu juga akan tetap bergantung pada infrastruktur. Di luar itu, masalah dalam kemudahan perizinan dan lain sebagainya ada baiknya jika ditanyakan kepada yang membuat perizinan," lanjut Heru.

Untuk itu, dia juga berharap jika, pemerintah bisa lebih kerja keras membuat infrastruktur terintegrasi satu dengan yang lain. Juga harus membuat infrastruktur yang mampu dekat dengan pasar supaya biaya produksi dapat kita perkecil.

" Artinya, saat ini kita juga harus lebih kerja keras lagi untuk membangun infrastruktur dan bisa memastikan infrastruktur yang sudah kita bangun ini, itu akan terhubung atau terintegrasi atau terkoneksi dengan pusat produksi itu misalnya dengan perdagangan juga ," tegasnya.

Pengusaha: Diskon Pajak hingga 200 Persen Mampu Dongkrak Investasi


Presiden Joko Widodo juga telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 tentang mengenai Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 dalam Penghitungan Penghasilan Kena Pajak serta Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan ini.

Regulasi yang di lakukan tersebut merupakan aturan yang memperkuat pemberian insentif dalam pengurangan pajak super (super deductible tax) bagi pelaku usaha yang ada terlibat dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi.

Usai terbitnya PP tersebut, Kementerian Keuangan akan segera mengeluarkan aturan turunan berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang akan memberikan insentif dalam pengurangan pajak biaya penelitian serta vokasi yang akan mencapai 200-300 persen.  


Kamar Dagang dan juga Industri (Kadin) Indonesia akan mengapresiasi kehadiran regulasi baru yang memberikan diskon pajak tersebut, sehingga pada saat pengeluaran pelaku usaha bisa berkurang karenanya.

" Kita juga terima kasih dong. Adanya diskon pajak kan artinya akan memberikan lebih longgar dalam persoalan cash terhadap perusahaan," ucap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Benny memiliki harapan, adanya kelonggaran super deductible tax ini dapat berimbas kepada pelaku usaha untuk diinvestasikan kembali, dan juga dapat menimbulkan dampak berlanjut.



" Kalau adanya investasi, berarti akan ada juga aktivitas ekonomi. Kalau aktivitas ekonominya bisa nambah berarti lapangan kerja juga kan nambah lagi. Jadi multiplier effect-nya itu lebih banyak," tegas dia.