Sebelum Film Gundala, Inilah 5 Karya Terbaik dari Joko Anwar



harian44 - Konsisten dalam melahirkan karya apik, Joko Anwar layak untuk mendapat di katakana menjadi seorang sutradara sekaligus penulis skrip terbaik dalam dekade ini. Gundala juga merupakan film yang telah menambah panjang daftar film keren besutan Joko Anwar.

Dalam film Gundala ada memotret kekacauan masyarakat hingga patriot harus muncul untuk melawan kejahatan.

Ini bukan pertama kali Joko Anwar melahirkan sebuah film dengan standar di atas rata-rata. Kami juga mengajak kalian untuk menengok lima karya keren dari Joko Anwar sebelum film Gundala ini di luncurkan.

Kalau untuk film favorit kalian tak ada di daftar kami, harap maklum. Ini soal selera saja.

Arisan! (2004)


Jauh sebelum para masyarakat kita sudah rewel soal yang namanya dengan LGBT dan hedon di Instagram, Joko Anwar malah memotret kepura-puraan berbalut kemewahan via Arisan. Tentang Meimei yang belum punya anak, lalu Andien yang hidup mewah tapi iri dengan teman sendiri, serta Sakti yang menolak dirinya gay hingga sampai ikut terapi.

Naskah yang di buat oleh Joko Anwar yang satir dan getir di beberapa titik adegan, dieksekusi Nia Dinata dengan tata artistik penuh warna. Yang mewah, jenaka, tak menggurui, tersebut sukses membuat kita berpikir usai menonton.

Arisan! Adalah sebuah Film Terbaik FFI 2004. Ia menjelma menjadi cermin social bagi kita. Ia mewakili sebuah era dan telah menembus ruang-waktu di saat bersamaan. Seluruh pemain film ini tampil prima khususnya untuk Tora Sudiro dan juga Surya Saputra.

Janji Joni (2005)


Janji Joni adalah sebuah film yang menceritakan penanda zaman. Ia dapat membingkai era ketika film diabadikan serta dapat digandakan lewat pita seluloid. Pita yang menari di mesin proyektor dalam satu babak lalu disambung dengan gulungan pita seluloid lainnya.

Satu gulung yang masih bisa dipakai untuk dua buah bioskop yang memiliki jaraka dekat. Ada petugas khusus yang juga membantu mengoper gulungan pita itu dari satu bioskop ke bioskop lain.

Diceritakan oleh Joko Anwar dengan runut, menggambarkan bahwa adanya jatuh bangun Joni untuk menyelamatkan pertunjukkan sebuah bioskop. Inilah film yang bicara tentang film tersebut.

Kala (2007)


Saat perilisannya film ini, ada kala memberi sesuatu yang baru bagi dunia sinema bioskop Indonesia. Tidak hanya dari aspek pengemasan saja, tapi juga berupa tema. Joko Anwar juga telah menghadirkan kisah bernuansa politik.

Lewat Kala, Joko Anwar dapat memberi peringatan seperti apa film-film dari Joko Anwar setelahnya. Selain naskah ciamik, kejutan yang datang dari performa Shanty telah meyakinkan.

Diganjar tiga piala Citra untuknya dari Naskah Berbahasa Indonesia Terbaik, Tata Artistik, dan juga Sinematografi Terbaik. Kala juga menang di sejumlah festival yang ada di luar negeri.

Pintu Terlarang (2009)


Dalam film Pintu Terlarang, Joko Anwar dapat menciptakan alur serumit serta ada juga yang semengasyikkan labirin. Cerita tersebut bermula dari hidup seorang pematung sukses, Gambir (Fachri Albar) yang telah dimintai untuk menolong anak yang berusia 7 tahun disiksa dua orang misterius.

Ia lalu mencurigai bahwa sang istrilah, Talyda (Marsha), yang ada terlibat dalam kasus ini. Kekuatan film ini terletak pada kelihaian Joko menjaga rahasia dan juga ketegangan.


Hingga akhir pada bagian cerita barulah terkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi di dunia Gambir-Talyda. Menegangkan. Mencengangkan.

Pengabdi Setan (2017)


Film horor yang lokomotif penggerak industri layar lebar Indonesia. Film horor ini juga yang merusak. Begitu celoteh sejumlah pencinta film. Itu sebabnya mengapa horor kerap dipandang sebelah mata lantaran digarap seadanya dengan bumbu seks yang tidak perlu.

Puncaknya pada akhir tahun 2011, ketika tak ada satu pun film lokal yang tembus sejuta penonton. Pengabdi Setan ini menjadi sebagai tribut untuk versi klasiknya (Sisworo Gautama, 1980), upaya Joko Anwar dalam mengembalikan marwah horor lokal yang ternoda.

Versi Joko ini telah menceritakan beberapa bulan sebelum tragedi Pengabdi Setan 1980 itu terjadi. Diceritakan intens, para pemain tampil dengan energi tinggi.



Setelah sukses dalam mengumpulkan 4,2 juta penonton serta telah memborong 7 Piala Citra, inilah film horor tersukses juga terbaik sepanjang sejarah! Gara-gara Pengabdi Setan, kata ' ibu ' yang terdengar seram.