Sebuah Surga Kecil yang terletak di Labuan Bajo NTT


harian44, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kota kecil yang terletak di pinggir paling barat Pulau Flores itu menyimpan begitu banyak pesona alam yang sangat luar biasa indahnya. Maka tentunya tak heran jika Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadikan Labuan Bajo itu salah satu dari 10 destinasi terbaru yang patut dikunjungi di Indonesia.

Tak hanya pulau itu saja, ada pantai serta taman laut dengan barisan gugusan karang dapat dilihat dengan jelas dari atas permukaan laut yang jernih hingga mampu menyihir jutaan pasang mata yang datang mengunjungi Labuan Bajo tersebut. Terlebih lagi saat mengunjungi salah satu hewan eksotis yang menjadi ada penghuni di Pulau Komodo.

Pengunjung juga tak hanya diperlihatkan bagaimana cara mereka mencari makan, tapi mereka ada juga yang bisa bertahan hidup serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Mereka pun juga dapat diajak untuk mengenal lebih dekat bagaimana satu-satunya hewan purba yang masih hidup di Indonesia ini hidup secara bebas di alam liar.

Selain menikmati kehidupan liar hewan yang bernama komodo, pesona alam Pulau Padar juga membuat para pengunjung menjadi terpukau. Secuil surga yang jatuh terletak di bumi Flobamora, Flores, NTT tersebut, berhasil dibuktikan oleh harian44 yang mendapat kesempatan dari Woman In Maritime (Wima) Indonesia untuk mengunjunginya, Kamis, 20 September 2019.

Dalam perjalanan ke Pulau Padar dimulai dari Laprima Hotel Flores yang terletak di Pantai Pede, Labuan Bajo. Akan memerlukan waktu sekitar kurang lebih sekitar 120 menit untuk mengunjungi pulau ini dengan menggunakan speed boat yang mampu melaju dalam kecepatan 40 km/jam.

Pagi hari dipilih untuk mengunjungi Pulau Padar agar dapat terhindar dari gelombang besar yang biasanya terjadi pada siang hari di kawasan sekitar Taman Nasional Komodo tersebut.

Pasir putih yang menjadi suguhan awal ketika pertama kalinya mendarat di Pulau Padar. Tampak pula beberapa rusa yang tengah bermain di sekitar pantai.

Tidak ada penduduk yang tinggal di pulau ini. Yang ada hanya beberapa petugas penjaga, penjual suvenir serta sejumlah pemandu wisata dari warga sekitar yang ada di sana.

Salah satu yang perlu kalian ingat sebelum menaiki puncak Padar adalah jangan memakai sandal. Harap untuk memakai sepatu yang nyaman dan bawa air minum, karena perjalanan yang ditempuh terbilang cukup akan melelahkan.

Menurut Junaidi, salah satu dari pemandu, akan dibutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk bisa mencapai puncak Pulau Padar.

" Akan ada sekitar 300 anak tangga yang harus kita lalui dan merupakan perpaduan dari kayu dan batu," ucapnya di Labuan Bajo.

Kurang lebih akan ada sekitar 4 hingga 5 titik henti yang bisa dimanfaatkan untuk sebagai tempat beristirahat sejenak sebelum mencapai puncak Padar. Rasa lelah yang akan cukup terbayarkan dengan suguhan bentang alam yang indah dari titik pertama tersebut.

Cekungan pantai putih ditambah lagi dengan lautan biru sejauh mata memandang, seakan dapat membuat rasa lelah itu hilang begitu saja. Tak kalah lagi seperti dipuncak, wisatawan dapat mengabadikan momen tersebut dengan berselfie ria.

Terhitung dari bulan Juli hingga Desember 2019, cuaca di kawasan Taman Nasional Komodo ini mulai memasuki musim kemarau. Hal ini terlihat dari kondisi rerumputan yang mulai mengering dan pancaran sinar matahari yang cukup terik menyerang.

Puncak Pulau Padar


Pesona dari Pulau Padar semakin terlihat di titik peristirahatan kedua. Pemandangan pantai cekung berpasir putih yang ada di bagian barat dan timur pulau nampak semakin jelas terlihat dan juga akan luas. Deretan kapal wisata yang berlabuh di bibir pantai akan menambah cantik panorama alam yang kian meninggi.

Terlihat pula ada deretan bukit-bukit curam dengan batu-batu karang yang mencuat kepermukaan dari balik savana yang terlihat mengering karena terpaan terik matahari.


Keindahan panorama alam yang disuguhkan dari pulau yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO ini seakan dapat menjadi asupan ekstra untuk menjajaki anak tetangga berikutnya menuju titik atau pos ketiga tersebut.



Satu hal lagi yang perlu kalian perhatikan saat akan ke puncak Pulau Padar. Tak hanya akan menguras tenaga kita saja karena tanjakan yang curam, tak ada pengaman tali apalagi besi pada sisi sebelah kiri jalan tersebut. Jadi diharapkan saat kembali melakukan trekking hati-hati saat melangkah, karena pada sisi tersebut adalah sebuah jurang.