harian44, Jakarta - Menengadahkan sepasang tangan, pasang muka memelas, serta baju lusuh, adalah hal yang biasa dilakukan pengemis tajir Muklis Muctar Besani agar dapat meminta belas kasihan orang lain demi rupiah-rupiah.
Namun, yang tak pernah terbayang jika pria berusia 65 tahun itu mempunyai uang Rp 194,5 juta.
Pengemis yang tajir bukan fenomena baru di Indonesia. Bahkan ada juga seorang pengemis di Aceh yang tepergok menaiki sedan mewah usai meminta belas kasihan orang lain.
Kini, Muklis yang tengah menjadi sebuah sorotan publik. Setelah terjaring dengan petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan, dia ketahuan membawa uang ratusan juta rupiah.
Seperti apa sepak dari terjang Muklis si pengemis tajir saat beraksi?
Incar Uang Rp 2.000-3.000
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Mursyidin mengatakan bahwa, untuk para petugas telah memantau Muklis sejak tiga bulan lalu.
Muklis ini tak pernah berhenti menadahkan tangan ke pejalan kaki yang melintas selama petugas membuntuti aktivitasnya tersebut.
" Kami tidak secara serta-merta dalam menangkap, kami sudah rekam bagaimana pengemis beraksi. Biasanya dia beraksi di depan bank, minimarket, dan tempat-tempat yang berpotensi orang-orang memberikan uang Rp 2 ribu atau Rp 3 ribu," kata Mursyidin saat dihubungi harian44 Jumat, 29 November 2019.
Muklis yang telah beranjak dari rumahnya di Bukit Indah Ciputat, Tangerang Selatan pada pukul 06.00 WIB ke tempat-tempat dalam strategis di wilayah Kebayoran baru, dan Kebayoran Lama. Dia juga telah menyambangi setiap perbankan, dan retail.
Ketika uang hasil mengemis yang didapat juga sudah lumayan banyak akan ditukarkan ke bank.
" ada sekitar dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu sehingga uang dia bagus-bagus," kata dia.
Bukan yang Pertama
Menurut Mursyidin, ini bukanlah orang yang pertama kali Muklis terciduk petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan. Pada tahun 2017 lalu Muklis juga pernah tertangkap dengan bukti uang Rp 86. juta.
Namun, setelah diamankan serta akan dilakukan dengan cara pembinaan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Panti Sosial Bina Insani Kedoya, Jakarta Selatan, selama 21 hari.
Usai melakukan pembinaan, dia akan segera dijemput keluarganya.
" Yang pertama kami telah memberikan masukan ke panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, yang kemudian telah kami hubungi keluargannya. Setelah dibina, sanak keluarga menjemput ya dipulangkan. Singkat dari cerita mereka juga telah membuat pertanyaan tidak mengemis. Tapi nyatanya tidak demikian," tegas dia.
Selalu Bawa Tas Ransel
Selama adanya pembinaan, Mukhlis telah diberi beberapa bimbingan dan juga pembinaan agar tidak lagi mengulangi perbuatannya yang sama menjadi seorang pengemis.
" Akan tetapi ternyata dia turun lagi, sekarang uangnya justru bertambah jadi 194,5 juta," ucap Mursidin.
Mukhlis kini kemana-mana juga selalu membawa sebuah tas ransel dan setiap kali dia mengemis di wilayah Gandari. Ternyata ada uang senilai Rp 194,5 juta tersebut disimpan dalam tas ranselnya.
" Kali ini kita juga akan tetap akan di kirim kakek Mukhlis kepada panti sosial untuk dilakukan pembinaan sesuai dengan peraturan yang ada," ucap Mursyidin.