WHO: Seekor Anjing di Hong Kong Positif Terinfeksi Virus Corona


Harian44, Hong Kong - Seekor anjing di Hong Kong telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona penyebab COVID-19, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat 28 Februari 2020. Kabarnya itu datang di tengah pandemi global yang telah menewaskan sedikitnya 2.859 Ribu manusia di seluruh dunia dalam dua bulan terakhir, 

Maria Van Kerkhove, Selaku pimpinan teknis program kedaruratan WHO mengatakan, anjing itu dipastikan "positif dalam tingkatan rendah" mengidap COVID-19 (Corona Virus Disease-2019), demikian seperti dikutip dari Harian44, Sabtu (29/2/2020).

"Mungkin kami akan bekerja sama dengan mereka untuk memahami hasilnya nanti, dan yang pastinya untuk memahami bagaimana cara mereka akan merawat hewan-hewan tersebut." kata Kerkhove saat konferensi pers tersebut

Anjing itu dilaporkan milik seorang wanita yang berusia 60 tahun yang mengalami gejala COVID-19 pada 12 Februari 2020 dan kemudian dites positif, menurut The Wall Street Journal.

para ilmuwan Hong Kong tidak yakin apakah anjing itu benar-benar terinfeksi atau apakah hanya membawa virus corona dari sebuah medium yang terkontaminasi.

Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi Hong Kong mengatakan, anjing itu tidak memiliki gejala. Kendati demikian, hasil seka (swab) rongga hidung dan rongga mulutnya teruji "positif dalam tingakatan rendah," kata mereka dalam sebuah pernyataan kemarin.

Anjing pengidap COVID-19 itu kini sedang dikarantina di sebuah fasilitas di sebuah pelabuhan di Hong Kong dan akan dikembalikan kepada pemiliknya setelah tes negatif untuk virus, menurut departemen tersebut.

Selain itu, sebagai tindakan pencegahan, pemerintah Hong Kong mengumumkan agar kucing, anjing, dan mamalia peliharaan lainnya yang pemiliknya dinyatakan positif dan telah dikarantina akibat terinfeksi virus corona COVID-19 akan dikumpulkan dan akan dikirimkan ke fasilitas “pemeliharaan hewan” untuk pengawasan karantina dan veteriner.




Meskipun virus penyebab penyakit itu dilaporkan bersumber dari seekor binatang para ilmuwan menduga kelelawar saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus corona, kata departemen itu. Namun, situasinya masih berkembang, kata para ilmuwan.


Sementara itu, pada Kamis, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengatakan enam perusahaan obat hewan yang mencari bahan baku atau membuat produk jadi di China telah mengindikasikan mereka melihat gangguan dalam rantai pasokan yang segera dapat menyebabkan yang namanya kekurangan suplai.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan para majikan membatasi kontak dengan hewan peliharaan dan hewan lain jika pemiliknya terinfeksi COVID-19. Itu termasuk "membelai, mememeluk, dicium atau dijilat."