27 Ekor Kuda Nil Di Temukan Tewas Secara Misterius di Taman Nasional Ethiopia



Harian44 - Setidaknya 27 kuda nil ditemukan di kawasan taman nasional di barat daya Ethiopia akhir pekan lalu.Mamalia semi-akuatik itu mati di Taman Nasional Gibe Sheleko, yang merupakan daerah subur di tepi Sungai Gibe, lapor kantor berita FANA setempat.

Behirwa Mega, kepala taman nasional yang relevan, mengatakan kepada FANA bahwa kematian puluhan kuda nil terjadi antara 14 dan 21 April.

Dikutip dari CNN,penyebab kematian semua kuda nil malang masih belum diketahui. Taman Nasional Gibe Sheleko, yang baru didirikan pada tahun 2011, dilaporkan memiliki 200 kuda nil yang berkeliaran di area seluas 36.000 kilometer persegi.

Meskipun penyebab kematian kuda nil masih belum diketahui, hewan-hewan ini digambarkan sebagai spesies hewan yang rentan dalam Daftar Spesies Terancam Merah Internasional (IUCN), menurut pengamatan dari badan Konservasi Alam PBB.

IUCN memperkirakan bahwa populasi global kuda nil adalah antara 115.000 dan 130.000. Badan tersebut menekankan bahwa langkah-langkah konservasi untuk hewan terkait harus menjadi "prioritas" di negara-negara di mana habitat mereka ditemukan.

Menurut para ahli, populasi kuda nil semakin terancam oleh perburuan, penyakit virus, hilangnya habitat, penggundulan hutan dan polusi.

Mereka diburu oleh pemburu liar dari negara-negara Afrika, yang mengekspor taring panjang mereka untuk diekspor ke berbagai belahan dunia, seperti Hong Kong dan Amerika Serikat.

Menurut jaringan pemantauan perdagangan satwa liar TRAFFIC, gigi taring kuda nil digunakan seperti gading gajah, untuk kebutuhan aksesori premium.

Sebelumnya, pada 2017, lebih dari 200 kuda nil dibunuh oleh wabah antraks yang berada di daratan di Taman Nasional Bwabwata di Namibia.


Semakin buruk ketika pemerintah tetangga Zambia, menetapkan kebijakan untuk memusnahkan kuda nil, dalam upaya untuk mencegah perluasan wabah anthrax.

Pemusnahan kuda nil yang terkena epidemi antraks akan dimulai oleh pemerintah Zambia pada bulan Mei, meskipun ada keberatan dari kelompok-kelompok hak hewan.

Kebijakan kontroversial itu akan dilakukan di Lembah Sungai provinsi Luangwa di Zambia timur, kata Departemen Taman Nasional & Satwa Liar setempat, pada Februari.

Dikutip dari CNN, rencana itu dimulai pada 2015 ketika wabah antraks menyebar di Afrika Tengah, termasuk di beberapa negara yang berbatasan dengan Zambia.



Rencana itu ditangguhkan pada 2016, sebelum diumumkan lagi pada Oktober tahun lalu, di mana 2.000 kuda nil akan dihancurkan secara bertahap selama lima tahun ke depan.

Banyak kelompok hak hewan telah memprotes keras kebijakan tersebut, termasuk salah satu organisasi yang berbasis di Inggris, Born Free.

Kelompok itu mengklaim bahwa kementerian margasatwa Zambia belum memberikan bukti ilmiah tentang klaim kelebihan populasi hippo dan ketinggian air yang terlalu rendah untuk dipertahankan.

Kementerian pariwisata setempat, masih menurut Born Free, juga gagal memberikan data yang dapat dipercaya bahwa perusakan sebelumnya telah membantu mengendalikan wabah antraks terkait.