Harian44 - Bumi menua. Banyak ilmuwan dan tokoh terkenal menyarankan manusia untuk segera menemukan planet lain yang bisa menjadi sumber kehidupan. Mars misalnya.
Elon Musk hingga Jeff Bezos bahkan berfokus untuk menciptakan pesawat ruang angkasa khusus untuk mengangkut manusia dari Bumi. Bahkan ilmuwan terkenal Stephen Hawking juga sempat menyarankan agar manusia meninggalkan Bumi sebelum planet ini dihancurkan.
Tetapi, jika semua manusia pindah ke Mars, apa akan sama dengan di Bumi?
Bagaimana dengan kehidupan karena gravitasi, dari kekuatan fisik hingga generasi kondisi planet Mars? Pertanyaan ini diajukan kepada Scott Solomon, seorang profesor di Universitas Rice di Houston, Amerika Serikat.
Dalam laporannya, ahli biologi evolusi mengatakan bahwa jika manusia pindah ke Mars, generasi berikutnya akan memiliki tubuh yang lebih kuat. Tulang lebih kuat, penglihatan lebih terbatas dan manusia Mars tidak akan berhubungan seks dengan manusia di Bumi.
Perbedaan ini tentu saja karena situasi planet yang berbeda. Mars memiliki gravitasi yang lebih rendah dan tingkat radiasi yang sangat tinggi. Jika biasanya manusia dilahirkan dengan 20 hingga 120 mutasi genetik, angka ini bisa lebih tinggi di Mars.
Menurut Salomon, pemindahan manusia ke Mars harus mampu mewakili seluruh ras dan etnis Bumi. Jika Anda mau, manusia dapat mengirim 100.000 orang, yang sebagian besar berasal dari Afrika, karena mereka termasuk kelompok etnis paling beragam.
Mars kita tahu steril dan kering. Tapi siapa sangka, planet ini dulunya kaya air.
Temuan terbaru menunjukkan jejak siklus air planet itu di musim panas oleh Geophysical Research Letters, dikutip Forbes, Sabtu (18/5/2019).
Miliaran tahun lalu, Mars diberkati dengan air yang berlimpah. Sungai dan laut ada di mana-mana. Namun, 80% air di Mars dikeringkan karena radiasi ultraviolet matahari yang membagi molekul air di atmosfer menjadi radikal hidrogen dan hidroksil, sedangkan hidrogen menguap.
Namun, misteri terbesar dari penemuan ini terletak pada sumber air. Seperti tropopause terestrial, Mars juga memiliki lapisan atmosfer rata-rata yang seharusnya tahan terhadap munculnya gas, yang berubah menjadi es dan jatuh ke permukaan planet.
Mengapa Mars bisa kehilangan air, tetapi bisakah Bumi tetap aman? Itulah yang dipikirkan para ilmuwan.