Seseorang Anak Tenggelam Di Galian Tambang Samarinda


Harian44 - Seseorang anak yang bernama Natasya Aprelia Dewi yang telah berumur 12 dan bertinggal di Kota Samarinda, Kalimantan Timur telah meniggal dunia setelah ditemukannnya dengan tenggelam di lubang yang bekas galian tambang batubara, di dekat tempat tinggalnya di Kecamatan Palaran, Samarinda, pada peristiwa Rabu pada tanggal 29 mei kemarin.

Natasya yang merupakan siswi yang berkelas IV SD di Simpang Pasir, Palaran, Samarinda. Ia disebutkan tenggelam di bekas galian tambang batu bara itu pada saat ia bermain dengan teman- temannya usai makan sahur.

Kapolsek Palaran Komisaris Raden Sigit Satrio Hutomo mengatakan bahwa berdasarkan atas keterangan sejumlah saksi di tempat kejadian itu korban bermain bersama temannya, yang ada di pinggir kolam bekas tambang batubara di Jalan Kebon Agung, Simpang Pasir, Palaran.

"Saat bermain dengan teman - temanya, Korban pun terpeleset, sehingga akhirnya jatuh ke dalam kolam," kata Sigit yang ada ditempat kejadian pada saat itu, Kamis (30/5).

Sigit mengatakan bahwa si korban sempat mendapatkan pertolongan dari warga setempat dan sudah berhasil diselamatkan dari kolam tersebut.

"Namun saat sikorban tersebut dibawa ke rumah sakit korban tersebut menghembus nafas terakhirnya," kata dia.


Baca Juga : Disewa Motor Yang Bertenaga Listrik Rp. 50rb Untuk Keliling Jakarta


Warga sekitar, yang bernama Supari menyatakan bahwa kolam besar di dekat pemukiman mereka tersebut merupakan bekas dari galian tambang perusahaan yang sudah tidak beroperasi lagi.

"Sebelumnya sudah sempat ada inisiatif dari warga untuk menutup lubang tersebut, tetapi belum sempat lagi untuk terealisasi sudah ada korban," jelasnya.

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Provinsi Kalimantan Timur, yang bernama Pradarma Rupang menyesalkan atas kejadian tersebut. Oleh karena itu, Pradarma mendesak penegak hukum dan pemerintah agar segera turun tangan.

"Ini sudah seperti tradisi sudah banyak korban kesekian kalinya anak meninggal ke dalam lubang tambang tersebut, kami berharap pemerintah provinsi bersikap tegas dan menghimbau kami terhadap para pengusaha batu bara, jangan sampai kejadian ini terulang lagi," kata dia.

Diketahui Natasya ini merupakan korban ke-34 anak meninggal di kolam bekas tambang itu. Korban ke 33 sebelumnya, yang terjadi pada bulan April 2019 lalu, di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.