harian44 - Kendati John Lennon sempat mengatakan bahwa,
" There is an alternative to war. It's staying in bed and growing your
hair. ", sebagian dari para lelaki, terutama, akan tetap memilih potongan
rambut pendek dengan preferensi gaya berbeda satu sama lainnya.
Kegiatan yang satu ini sungguh dapat di bilang sangat dekat
dengan mereka, lantaran frekuensi merapikan rambut yang lebih sering dari kaum para
hawa. Ketersediaan layanan cukur ini bisa dinikmati secara konvensional maupun
mengarah ke modern juga.
Di samping mencukur, ada juga beberapa layanan lain yang
biasanya ada ditawarkan bersama jasa satu ini adalah pijat. Pijatan ini
biasanya hanya diberikan agar bisa memberi sebuah kesan rileks pada titik-titik
tertentu, seperti di punggung, juga kaki.
Opsi kenyamanan dalam pijat ini ternyata menjadi sebuah pertimbangan
sebagian lelaki dalam menikmati layanan lanjutan ketika cukur rambut. " Saya
secara pribadi lebih pilih tempat cukur yang cukuran biasa saja, tapi pijatnya yang
bikin nagih. Rambut kan dipotongnya begini-begini saja," kata Perdana
lewat pesan singkat pada harian44, Rabu, 21 Agustus 2019.
Pernyataan yang sama juga sempat dilontarkan oleh Aldan
Derian. Seorang lelaki yang bekerja sebagai penyunting video ini mengungkapkan asumsi
serupa. " Ya walau penginnya sih cuman potong bagus sama pijit enak
ya," tuturnya juga lewat pesan teks harian44, Rabu, 21 Agustus 2019.
Tak heran bila ada jasa pijat kemudian yang bisa jadi
sangat lekat serta masuk dalam pertimbangan memilih tempat cukur rambut. Jasa
lanjutan satu ini pun, seperti beberapa cukur rambut, bisa dinikmati di tukang
cukur konvensional maupun di barbershop.
Dari Tukang Cukur Konvensional sampai Barbershop
Pijatan di dalam sebuah layanan bisa menjadi tambahan yang
bisa dinikmati, baik itu di tukang cukur konvensional sampai barbershop.
Muhidin, adalah salah satu seorang tukang cukur konvensional menuturkan bahwa,
keberadaan pijat itu sudah satu paket dengan jasa cukur rambut.
" Menurut saya, pijat bisa menjadi sebuah bagian
dari budaya cukur rambut di Indonesia. Dari dulu memang sudah kayak gitu,"
ucap Muhidin ketika ditemui di tempat cukur miliknya di kawasan Lubang Buaya,
Jakarta Timur, Kamis, 22 Agustus 2019.
Kendati, Muhidin juga ikut menambahkan bahwa, biasanya ia
akan juga bertanya lebih dulu, apakah si pelanggan mau dipijat setelah cukur
rambut atau tidak. Disebut sebagai sebuah layanan tambahan, lantaran pijat
nyatanya tak masuk dalam standard operating procedure (SOP).
" Ada orang pengen dipijat, ada juga yang nggak.
Tapi, kebanyakan kalau ke saya minta dipijat. Kata mereka menjadi segar gitu. Sudah
rambut rapi, badan juga jadi sedikt lebih enak," ucapnya.
Begitu pun untuk di barbershop. kesan modern yang telah dihadirkan
nyatanya tak hanya menghilangkan budaya pijat setelah cukur. Salah satu
barbershop yang bisa memberi layanan ini adalah Richdjoe Barbershop.
" Malah khusus hanya ada di Richdjoe Premium Barber
akan mendapat treatment massage lebih banyak," jelas dari Marketing Richdjoe Barbershop Jerry
pada harian44 lewat pesan singkat, Sabtu, 24 Agustus 2019.
Barbershop yang sudah mepunyai beberapa cabang di Malang,
Jawa Timur, dan dapat mengekpansi diri ke Jember dan Surabaya ini menganggap, mendapatkan
pijat setelah cukur berangkat dari kultur salon yang ada di treatment
creambath.
" Akhirnya sudah diadaptasi ke barbershop yang
majority customers-nya untuk para laki-laki," di tambah Jerry. Untuk layanan
tambahan lain yang tersedia di Richdjoe Barbershop, yakni seperti perawatan
untuk kesehatan rambut, seperti tambahan vitamin atau juga tonic.
" untuk harga, biasanya beragam tergantung target
pasar dari si barbershop-nya sendiri. Tapi, di tempat kami, Rp50 ribu-- Rp65
ribu," ucapnya.