Hampir 70 Juta Orang Yang Ada di Indonesia Masih Pengangguran


harian44 – Jakarta, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin telah mengatakan bahwa untuk saat ini tingkatan pengangguran yang terjadi di Indonesia masih cukup tinggi.

Menurutnya, untuk saat ini tingkat pengangguran yang ada di Indonesia berada di level tingkat 5 persen. Walau lebih baik dari sejumlah negara tetangga lainnya, tapi sebenarnya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia masih cukup banyak yaitu sekitar 70 juta orang.

" Walau hal tersebut ternyata masih lebih baik dari beberapa negara, namun kalau kita terus melihat jumlah pengangguran yang ada di Indonesia sudah mulai lumayan tinggi, hampir sekitar 70 juta orang yang kondisi sedang menganggur," kata nya dalam sebuah Diskusi di Opus Grand Ballroom Jakarta, Sabtu (3/8/2019).

Dari sejumlah pengangguran yang terjadi tersebut, lanjutnya posisi pertama yang paling banyak itu adalah lulusan dari para anak SMK. Selanjutnya diikuti oleh lulusan yang berasal dari perguruan tinggi juga tentunya.

" Pertama telah didominasi oleh lulusan dari para anak SMK, kedua dari juga dari universitas. Kita juga nggak mau lulusan universitas masuk dalam kategori yang menganggur saja, " tandasnya.

Pasca Lebaran, Ancaman Pengangguran Membayangi Jakarta


Labor Institut Indonesia atau Institut Kebijakan Alternatif Perburuhan Indonesia juga berpendapat bahwa setelah Pasca-Idul Fitri 1440 H ini para pendatang baru juga telah mengadu nasib mereka semua  ke Jakarta tentunya akan semakin banyak.

Hal seperti ini tentunya juga akan berimbas dari kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan untuk bisa membuka pintu selebar-lebarnya bagi para pendatang baru untuk masuk ke Jakarta.

Sekretaris Eksekutif Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga telah memprediksi kurang lebih ada 500 ribu para pendatang baru yang berbondong-bondong untuk dapat masuk ke Jakarta dengan mengikuti sanak saudaranya pada saat arus balik. Prediksi para pendatang baru tersebut bisa kita perhitungkan kurang lebih ada 1 juta pekerja formal dari berbagai kawasan industri yang di mana ada 50 persennya membawa sanak saudaranya juga ke Jakarta setelah arus pulang kampung.

Andy juga ikut berpendapat bahwa akan ada empat alasan bagi para pendatang baru tersebut untuk bisa masuk ke Jakarta, alasan pertama mereka seperti kebijakan dari Gubernur Anis untuk membuka pintu bagi pendatang baru masuk ke Jakarta. Alasan Kedua, aka nada banyaknya dari pembukaan lahan baru seperti untuk pembangunan perumahan dan apartemen di Jakarta yang tentunya akan semakin pasif, seperti pabrik-pabrik yang ada di kawasan industri di Jakarta juga akan merekrut pekerja untuk melakukan kontrak baru, dan juga jarak tempuh dari berbagai kota di Jawa ke Jakarta yang sudah semakin singkat karena akses jalan Tol Trans Jawa.


" Akan tetapi untuk para pendatang baru tersebut tentunya malah akan menimbulkan ancaman baru bagi kota Jakarta yaitu seperti malah meningkatnya tingkat pengangguran, karena untuk para pendatang baru tersebut masuk ke Jakarta tanpa dibekali dengan adanya ketrampilan dan juga keahlihan yang cukup untuk bisa mencari pekerjaan yang sesuai, " tambahnya.

Picu Masalah Sosial


Dalam meningkatnya angka pengangguran yang ada di Jakarta, kata dia, malah hanya akan menimbulkan masalah sosial dan juga kerawanan sosial. Masalah sosial seperti itu tidak mempunyai tempat tinggal, sehingga untuk pemukiman secara ilegal juga seperti membuat bedeng, semakin menjamurnya para pedagang kaki lima, para pekerja informal seperti petugas parkir gadungan dan juga untuk kerawanan sosial seperti peningkatan kriminalitas dan tawuran.

" Hal seperti ini sangat memalukan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara kita, apabila ada masalah sosial dan juga kerawanan sosial tersebut juga tidak dapat diantisipasi ," kata Andy.



Labor Institute Indonesia juga ikut mengusulkan dalam memberikan saran kepada Gubernur DKI Jakarta dalam hal seperti untuk melakukan beberapa operasi yustisia untuk mendata para pendatang baru tersebut. Paling tidak, lanjutnya untuk mencheck beberapa surat pengantar atau surat pindah dari daerah asal, agar dapat juga didata serta bila perlu segera dapat dilatih untuk disalurkan ke tempat kerja yang tersedia.