Kisah Perjuangan dari Seorang Nenek Dari Kediri, Kerja Banting Tulang Dalam Menjadi Buruh Pecah Batu


harian44 – Seorang nenek yang kini di usianya yang sudah senja, nenek Saringah sudah harusnya menikmati hidup dengan beristirahat di rumahnya. Namun demi kelangsungan hidup untuk cucunya, nenek dari Kediri itu masih tetap terus bekerja sebagai buruh pemecah batu untuk memenuhi kebutuhan dari cucunya.

Semua pengorbanan yang telah ia lakukan selama ini, semata-mata hanya bisa ia berikan kepada cucu laki lakinya Eza Rey NandoAndrean (13).

" Bapak dan ibunya cucu saya ini, telah pergi dari rumah tanpa pamit apapun. Puteranya malah ditinggal sendirian di rumah, lalu saat saya mencari Gaplek (Ubi) di kebunan," ungkap nenek Saringah saat di wawancarai harian44 di rumahnya, Jumat (30/8/2019).

Saban dari hari pecahan batu koral itu telah dijualnya ke seorang pengepul penjual bahan toko bangunan. Menjadi seorang buruh pemecah batu itu dia di lakoni dari pagi hingga sore hari.

Batu koral itu sendiri juga sudah dia dapatkan dari dasar sungai yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya tersebut. Batu coral yang dibopong naik. Setelah itu batu tersebut langsung dipecahkan menjadi bagian terkecil dengan menggunakan palu.

" Setiap hari, rumah akan selalu didatangi oleh pengepul material bangunan. Batu coralnya tersebut diambil setiap hari. Untuk setiap satu cikrak dihargai kurang lebih antara 4 sampai 5 ribu rupiah. Untuk pendapatan itu juga gak menentu, kadang bisa Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu rupiah. Tergantung perolehanya banyak atau sedikitnya," ucap nenek 75 tahun itu.

Yang membuat dirinya dapat terus bersedih sampai sekarang ini adalah, karena pada saat teringat puterinya, Suwarsih. Dalam benaknya dia hanya tidak habis pikir kenapa Suwarsih serta menantunya yang bernama Untung Darmuji itu, telah tega meninggalkan rumah beserta anaknya sendiri tanpa pamit kata apapun.

Atas kepergian dari Untung Darmuji dan Suwasih tersebut, cucunya Eza Rey Nando Andrean juga sempat drop mentalnya dan tidak mau melanjutkan sekolah lagi ke jenjang SMP ada selama sebulan lebih. Namun karena bujuk serta rayuan, akhirnya putra sulung dari dua bersaudara ini mau kembali untuk melanjutkan sekolahnya.

Bahkan untuk pihak dinas terkait juga sudah memberikan sejumlah bantuan berupa sepeda, seragam, dan tas untuknya. Bantuan tersebut yang dimaksudkan untuk memotivasi sang anak agar mau kembali bersekolah lagi, dan tidak membuat dia terlalu tertekan. Eza Rey Nando Andrean yang akhirnya didaftarkan ke SMP terbuka di wilayah Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.

Dibantu Cucu

Melihat cucunya yang sudah mau kembali bersekolah, Saringah juga ikut merasa sangat senang. Dia sebenarnya merasa tidak tega jika harus melihat cucunya tersebut setiap hari selalu membantunya memecahkan batu koralnya.

" Ya sebenarnya saya juga enggak tega mas, tapi ya namanya anak kecil terkadang mau ikut bantu, terkadang juga pergi mainan saja," ujar Saringah.


Meski usianya sudah dapat di bilang cukup untuk beristirahat di rumah, Saringah juga telah mengaku bahwa ia masih kuat bekerja sebagai buruh pemecah batu. Kebanyakan untuk warga yang tinggal di lingkungan sekitar juga berprofesi sebagai buruh pecah batu.

" Saya menjadi seorang buruh seperti ini, sudah lama semenjak ada bapaknya anak-anak masih hidup," ucapnya.

Saringah juga memiiki dua anak, selain Suwarsih dia juga memiliki satu anak laki-laki yang kini sedang bekerja di Bandung. Namun anak laki-lakinya itu juga akan hanya pulang setiap lebaran saja.

" Sekarang ia sedang bekerja dan berjualan di Bandung, istrinya ada di Ponorogo. Jadi dia juga enggak tinggal di sini, pulang juga terkadang satu tahun sekali ketika Hari Raya Idul Fitri," ucapnya.


Kepala Desa Surat Edi Susanto mengatakan bahwa, pihaknya telah memberikan perhatian terkait perekonomian dari Saringah serta cucunya. Salah satu bentuk dari perhatian yang telah diberikan yakni pemberian bantuan melalui program seperti PKH (Program Keluarga Harapan), Bedah Rumah dan juga Bansos. Bahkan Eza juga telah didaftarkan untuk masuk ke Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).