harian44 – Papua, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR)
Timika telah meminta dukungan dari para warga Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, dalam
rangka membantu mencari pesawat Twin Otter DHC6-400 bernomor registrasi PK-CDC
yang telah hilang kontak di wilayah pegunungan Papua sejak Rabu (18/9).
Kepala Kantor SAR Timika Monce Brury mengatakan bahwa,
berdasarkan analisis, pesawat tersebut di laporakan memiliki posisi terakhirnya
kepada menara ATC di Bandara Timika pada koordinat 37,5 mil laut radius 56
derajat pada menit ke 01.59 UTC.
Lima mil ke depan dari posisi terakhirnya tersebut yang
diduga menjadi tempat kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC di kawasan sekitar
Distrik Hoeya.
" Kami sudah menyebarkan beberapa informasi melalui
telepon satelit dan radio SSB ke Distrik Hoeya telah di minta untuk masyarakat
Kampung Hoeya agar bisa membantu dalam proses pencarian pesawat Twin Otter
PK-CDC saat hilang kontak," kata Monce di Timika, Sabtu (21/9/2019)
dilansir Antara.
Menurut nya, setiap dua jam sekali pada jajarannya akan
mengontak aparat distrik serta dengan aparat Kampung Hoeya mengenai
perkembangan informasi pencarian oleh warga melalui jalur darat di bagian wilayah
itu.
Pencarian pesawat milik PT Carpediem Air yang telah hilang
kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga sejak hari Rabu (18/9) hingga
Sabtu petang itu sampai saat ini belum membuahkan hasil. Sehingga diputuskan cara
alternatif lain yaitu pencarian melalui jalur darat dengan berjalan kaki menuju
titik sasaran selain melibatkan armada helikopter yang akan lebih banyak pada
operasi SAR hari ke lima, Minggu (22/9/2019).
Komandan dari Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika
Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan bahwa, untuk fasilitas komunikasi
di Distrik Hoeya sangat terbatas akan selalu melaporkan setiap perkembangan
informasi yang didapatkan masyarakat setempat ke Timika.
Satu-satunya sarana komunikasi ke Timika hanya dapat menggunakan
peralatan seperti radio SSB.
" Di Distrik Hoeya yaitu ada di Puskesmas Hoeya
terdapat beberapa radio SSB untuk bisa berkomunikasi dengan personel Kantor SAR
di Timika. Sementara untuk saat ini belum ada laporan atau temuan dari warga
Hoeya terkait keberadaan pesawat Twin Otter yang kita cari-cari tersebut,"
ucap dia.
Strategi Pencarian
Letkol Sugeng mengatakan bahwa pada Minggu pagi ini akan
segera di mulai pukul 06.00 WIT nanti proses pencarian pesawat hilang kontak
itu dan akan diawali dengan menerbangkan pesawat CN 235 TNI AU untuk meninjau
kondisi cuaca di beberapa lokasi sasaran.
Selanjutnya akan diterbangkan secara berturut-turut dua
unit helikopter milik PT Freeport Indonesia dan juga akan segera disusul
helikopter Caracal TNI AU dan helikopter milik PT Carpediem.
" Mudah-mudahan dalam kondisi cuaca esok pagi bisa
mendukung sehingga proses pencarian bisa di lakukan dengan maksimal dan pesawat
yang kita cari-cari selama empat hari terakhir ini bisa segera ditemukan,"
ucap Sugeng.
Pencarian pesawat yang di lakukan pada Sabtu pagi tidak
bisa dilakukan lantaran kondisi cuaca di beberapa titik sasaran kurang
bersahabat karena kawasan itu diselimuti kabut tebal disertai akan terjadi hujan
deras.
Proses pencarian baru bisa dilakukan mulai kembali pada pukul
14.38 WIT dengan menerbangkan pesawat Twin Otter PK-CDJ milik PT Carpediem dan
selanjutnya berturut-turut akan diterbangkan pesawat CN 235 TNI AU yang
dilengkapi fasilitas foto udara serta helikopter milik PT Carpediem.
Sugeng mengatakan bahwa untuk titik sasaran pencarian
pesawat hilang kontak itu berada pada lima mil setelah pesawat itu melaporkan
posisi terakhirnya yaitu pada koordinat 37,5 nautical mile itu.
Pada Sabtu siang, lokasi yang telah diduga menjadi sebuah
area kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC itu tertutup oleh awan.