harian44 – Jakarta, Pemain adalah seroang "pejuang"
utama yang beraksi dalam permainan sepak bola. Karenanya, para pesepakbola juga
selalu menjadi sorotan saat berada di lapangan. Di sisi lain sang pelatih atau
para manajer juga sama-sama fasih dalam permainan yang satu ini, tapi ia harus
bisa berfungsi secara keseluruhan.
Manajer harus paham tentang yang namanya dan menyusun taktik
modern, manajemen pemain, hingga analisis pra-pertandingan. Karena alasan
inilah tim sepak bola berusaha keras untuk mendapatkan manajer yang tepat dan
handal.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa baik atau buruknya
pemain baik, itu seperti yang dilakukan oleh manajer mereka sendiri. Jadi,
tidak dapat disangkal bahwa manajer sangat penting untuk keberhasilan atau
kegagalan tim mana pun.
Karena itu pula, sering dijumpai ada beberapa klub yang
belum mencapai hasil terbaik sering gonta-ganti manajer meski kompetisi tersebut
masih berjalan. Sifat dinamis ini menunjukkan sepak bola adalah dalam bidang
yang sangat fluktuatif.
Fenomena ini juga tak jarang mengharuskan seorang manajer
yang dikenal memiliki kualitas terbaik pun harus kehilangan pekerjaannya. Saat
ini ada tiga manajer teratas yang saat ini tidak memiliki pekerjaan.
Arsene Wenger
Ketika ia diumumkan untuk menjadi sebagai seorang manajer
Arsenal pada musim panas 1996, Wenger tiba tanpa reputasi. Arsene Who? Media
mengkritik keputusan Arsenal yang menunjuk manajer tidak terkenal.
Namun, Wenger segera membuat dunia tersebut untuk memperhatikannya.
Taktik Wenger serta perhatian pada diet pemain dan kesejahteraan umum dianggap
revolusioner dalam manajemen sepakbola. Di bawahnya, Arsenal telah menjadi
salah satu tim paling dominan di negeri itu, secara teratur melibatkan
Manchester United dalam perburuan gelar yang memikat.
Kampanye Invincible 2003-04 akan selamanya diukir dalam setiap
sejarah sejarah sepakbola. Namun kedatangan pemilik kaya yang secara
besar-besaran mengubah arah sepakbola yang ada di Inggris tersebut.
Klub-klub seperti Manchester City dan Chelsea juga telah bangkit
dengan daya tarik keuangan yang besar, dan sejumlah faktor akan memastikan
bahwa Arsenal tidak bisa mengimbangi mereka. Meski begitu, Wenger pantas dipuji
karena telah menjaga klub tetap kompetitif meski kekurangan dana.
Dan setelah menjalani kejadian yang tidak menguntungkan
tersebut, pelatih asal Prancis itu memutuskan untuk mundur pada musim panas tahun
2018 lalu.
Laurent Blanc
Dalam karier bermainnya, Laurent Blanc telah mewakili
beberapa klub terbesar di dunia termasuk salah satunya itu seperti Manchester
United, Barcelona, Inter Milan, dan Marseille. Dia juga telah memenangkan
hampir semua pemenang piala dunia pada tahun 1998 lalu.
Setelah pensiun, Blanc memberanikan diri untuk menjadi seorang
pelatih. Bahkan ia kemudian ditunjuk sebagai manajer tim nasional Prancis pada
musim panas 2010.
Blanc yang selanjutnya sukses membawa Paris Saint Germain
(PSG) di Liga 1 Prancis. Klub ibu kota juga telah memulai dominasi mereka yang
belum pernah terjadi sebelumnya di liga.
Total, PSG telah memenangkan 11 trofi bersamanya,
termasuk treble domestik berturut-turut. Namun, untuk Blanc gagal dalam membawa
PSG di Liga Champions.
Sejak itu dia juga tidak memiliki pekerjaan. Saat ini, Le
President lebih banyak menghabiskan waktunya di lapangan golf yang ada di
seluruh dunia.
Massimiliano Allegri
Setelah kepergian Antonio Conte pada musim panas tahun 2014
lalu, Massimiliano Allegri diangkat sebagai penggantinya di Juventus. Penduduk yang
asli Leghorn ini, sebelumnya juga telah sukses melatih AC Milan, di mana ia
memenangkan Scudetto 2011.
Dan untuk di musim debutnya di Turin, Allegri hampir
membawa Juventus berhasil meraih treble pertama mereka. Namun, gagal di final
Liga Champions setelah dikalahkan team Barcelona.
Secara total, Allegri menghabiskan lima tahun bersama
Bianconeri dan memenangkan dua trofi dalam empat tahun pertamanya. Allegri juga
telah memperpanjang rekor Juventus menjadi delapan gelar Serie A
berturut-turut.
Namun, meski telah berjaya di kompetisi domestiknya,
Allegri juga masih kesulitan berbicara di kancah Eropa. Setelah tersingkir lagi
di babak perempat final, Allegri mengumumkan bahwa dirinya akan meninggalkan
klub pada akhir musim 2018-19 ini.